London (ANTARA News) - Google dan Groupon sudah mengakhiri pembicaraan mengenai transaksi jual beli senilai lebih dari 6 miliar dolar.

Telegraph melaporkan Groupon mengakhiri pembicaraan dengan Google untuk mendukung penjualan saham ke publik tahun depan.

Pembicaraan antara dua perusahaan Amerika itu dihentikan Minggu pagi (5/12) setelah lebih dari seminggu berdiskusi mengenai transaksi.

Google tertarik membeli Groupon karena penghasilan mereka yang tumbuh cepat dan hubungan kuat dengan pengecer dan bisnis tingkat lokal dan nasional.

Transaksi itu akan memungkinkan Google menjual produk kupon Groupon kepada lebih dari satu juta pengiklan, memberikan kemungkinan pemasaran bertarget bagi perusahaan global.

Groupon menawarkan kepada anggota yang mendaftar akses terhadap penawaran harian yang ada di kota tempat tinggal mereka. Tetapi, diskon yang ditawarkan akan menjadi kenyataan jika jumlah minimun anggota disetujui oleh Groupon dan pengecer mendaftar untuk membeli apa pun yang ditawarkan.

Telegraph melaporkan penawaran untuk penduduk London kemarin, contohnya, adalah kawat gigi senilai 2.500 poundsterling dari dokter gigi yang praktik di Fulham untuk harga 899 poundsterling, diskon 65 persen.

Groupon sudah menarik pengguna sebanyak 35 juta dalam lebih dari 300 pasar global dengan menawarkan potongan harga untuk beberapa item seperti pedikur, hotel dan sepeda. Mereka menghasilkan uang dengan mengambil bagian pendapatan yang diperoleh dari kupon dan penjualannya ditetapkan naik 500 juta dolar tahun ini.

Gagalnya pembicaraan antara Google dan Groupon pertama kali dilaporkan oleh ChicagoBreakingNew.com, yang mengatakan dewan pimpinan Groupon memilih untuk tetap independen.

Penawaran akuisisi gagal setelah tim Groupon ragu-ragu mengenai arah perusahaan dibawah manajemen baru.

Groupon didirikan oleh Andrew Mason 18 bulan lalu. Pria berusia 30 tahun itu tetap menjabat CEO. Mason juga diyakini khawatir mengenai apa yang akan terjadi pada hubungan pedagang dan karyawan.

Dua bulan lalu dia bercanda kepada CNN, bahwa dia lebih memilih dibeli perusahaan seperti McDonald daripada raksasa teknologi seperti Google. "Seseorang benar-benar aneh," kata dia.

(ENY/S026)

Penerjemah:
Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2010