Banda Aceh (ANTARA) - Perjalanan panjang dari Tapaktuan menuju Kecamatan Trumon Tengah Kabupaten Aceh Selatan yang melelahkan itu terobati setelah mobil yang ditumpangi menanjaki lintasan dengan sisi kiri dan kanannya tersaji pemandangan indah bukit Sigantang Sira.

Dataran tinggi Sigantang Sira yang viral itu bukan hanya menawarkan panorama indah yang berbukit, namun hamparan laut hijau Samudera Hindia juga memanjakan mata para pengunjung berada di puncak objek wisata baru di Aceh Selatan itu.

Dari atas ketinggian bukit Sigantang Sira, para pengunjung dapat menyaksikan hijaunya tanaman kelapa sawit di Kecamatan Trumon, Trumon Tengah dan Trumon Timur itu bagaikan hamparan permadani.

Meski ruas jalan untuk mencapai puncak Sigantang Sira belum beraspal, namun objek wisata alam tersebut nyaris tidak pernah sepi dikunjungi warga khususnya pada sore hari, termasuk masyarakat luar Kabupaten Aceh Selatan.

Pepohonan menjulang dengan ketinggian berkisar 30 meter, masih berjajar disisi kiri dan kanan menuju puncak itu mengesankan Sigantang Sira sebuah laboratorium kawasan hutan.

Selain itu, para wisatawan juga dimanjakan dengan pemandangan eksotik lautan awan serta indahnya panorama sunrise dan sunset dari Puncak Sigantang Sira.

Di puncak Sigantang Sira, pengunjung dapat merasakan sejuknya udara dari hembusan angin sepoi-sepoi, seraya menikmati sajian air kelapa muda dan kacang rebus, menambah daya tarik objek wisata alam baru di Aceh Selatan itu.

Pengagas yang juga pengembang dataran tinggi Sigantang Sira, Tgk Abrar Muda menjelaskan pihaknya akan terus membenahi dan membangun berbagai infrastruktur di objek wisata baru itu.

Ruas jalan dari panorama pertama hingga puncak akan diaspal, dan puncak teratas dibangun tempat duduk sehingga pengunjung merasakan kenyamanan berada di Sigantang Sira.

Puncak Sigantang Sira berada di perbukitan dengan ketinggian sekitar 400 mdpl, dan lahannya seluas sekitar 25 hektare itu sebagai magnet baru yang mampu menarik kunjungan wisatawan baik lokal, nasional dan mancanegara. Puncak Sigantang Sira menjadi salah satu destinasi wisata dataran tinggi terpopuler saat ini, menawarkan sensasi yang berbeda kepada pengunjung.

Objek wisata Sigantang Sira yang posisinya strategis karena berada di ruas jalan nasional Tapaktuan-Medan (Sumatera Utara) itu kini termasuk dalam dominasi Anugerah Pesona Indonesia (API) Award 2021, kategori dataran tinggi terpopuler dengan kode 10H.

"Saya berharap dukungan berbagai pihak untuk meraih peringkat pertama API 2021. Ini adalah pertarungan nama baik daerah di kancah nasional kepariwisataan kita," kata Abrar Muda.

Ia juga menjelaskan kisah awal membangun objek wisata Sigantang Sira. "Trumon adalah kampung saya yang membutuhkan sentuhan karena memang memiliki keindahan alam yang luar biasa," katanya.

Kawasan ini sebelumnya diberi nama "Pintu Angen" (pintu angin, bahasa Indonesia).

Sejarahnya, pedagang garam dari pesisir, selalu membawa timbangan yang disebutnya "sigantang" dalam perdagangan dengan penduduk desa-desa pengunungan. Saat itu masih menggunakan transaksi sistem barter, kata Abrar.

"Para pedagang garam yang membawa timbangan (sigantang) itu selalu beristirahat di bukit ini. Ini awalnya saya memberi nama bukit 'Sigantang Sira' untuk objek wisata ini," kata Abrar Muda yang juga akrab disampai Panglima Muda.

Untuk mencapai dataran tinggi Sigantang Sira yang berjarak sekitar 78 kilometer dari Tapaktuan, ibukota Kabupaten Aceh Selatan itu membutuhkan waktu tempuh berkisar 1,5 jam, menggunakan mobil.

Konsep kedepan, Abrar Muda menjelaskan pengembangan dataran tinggi Sigantang Sira dikoneksikan dengan objek wisata lainnya yang terdekat, seperti Benteng kerajaan Trumon, komplek Raja-Raja Trumon, Conservation Response Unit (CRU) Trumon, dan loka wisata Pulo Dua di Bakongan.

"Kawasan Trumon ini memiliki sejarah panjang bagi Aceh dan Indonesia, sebab disini pernah ada kerajaan besar yang memiliki mata uang sendiri. Jadi akan dikembangkan wisata alam yang indah dengan sejarah Trumon sebagai daerah bekas kerajaan," ujarnya.

Sigantang Sira berkonsep agroekoeduwisata, yakni daerah wisata berbasis aktivitas pertanian, pelestarian lingkungan dan menjadi kawasan riset untuk kepentingan pendidikan dan pengembangan tehnologi serta inovasi yang bermanfaat bagi masyarakat.

"Kita juga merancang objek wisata Sigantang Sira ini sebagai kawasan percontohan dan pengembangan riset serta teknologi melalui kerja sama dengan Politeknik Aceh Selatan," kata Abrar Muda.

Anggota Komisi X DPR RI Illiza Saa'duddin Djamal mengapresiasi dan menyambut baik Pemerintah daerah yang mulai menyadari bahwa pengembangan sektor pariwisata itu akan berdampak pada percepatan pertumbuhan ekonomi.

Dicontohkan, Aceh Selatan yang memiliki potensi besar pengembangan sektor pariwisata baik dari panorama alamnya, lautnya dan budaya. Objek wisata Bukit Sigantang Sira, misalnya memiliki prospek kedepan menarik kunjungan wisatawan.

Di Aceh Selatan banyak sekali potensi wisata untuk bisa dikembangkan, mulai dari alam dan lautnya yang luar biasa, contohnya Bukit Sigantang Sira dengan panoramanya yang indah, kemudian ada lokasi pelatihan gajah (CRU).

Jika potensi alam tersebut dipadukan akan menjadi daya tarik wisata.

Adanya objek wisata puncak Sigantang Sira diharapkan menjadi "lokomotif" pengembangan sektor pariwisata, sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi khususnya di Aceh Selatan dan Provinsi Aceh.
Baca juga: Desa Aneuk Laot Sabang masuk lima besar nasional BCA Desa Wisata Award
Baca juga: Aceh tingkatkan kegiatan "silvofishery" di kawasan hutan mangrove
Baca juga: Komunitas wisata Subulussalam kibarkan bendera raksasa di air terjun

 

Pewarta: Azhari
Editor: Royke Sinaga
COPYRIGHT © ANTARA 2021