Pekalongan (ANTARA News) - Persatuan Guru Republik Indonesia Kota Pekalongan menyampaikan keprihatinan karena cukup banyak guru yang masih gagap menggunakan perangkat teknologi, padahal tenaga pengajar dituntut memiliki mutu dan kompetensi edukasi yang baik.

Ketua PGRI Kota Pekalongan, Robby, di Pekalongan Rabu mengatakan, untuk mengantisipasi ketertinggalan tenaga pengajar terhadap informasi teknologi, PGRI akan melaksanakan program "satu guru satu laptop" (Sagutala).

"Guru atau tenaga pengajar yang profesional dituntut harus memiliki model pembelajaran sendiri dan memiliki kompetensi edukasi baik dengan mengikuti kemajuan ilmu teknologi," katanya.

Ia mengatakan, pengadaan satu laptop (komputer jinjing) untuk guru dengan tujuan meningkatkan pengetahuan tenaga pengajar berbasis ilmu teknologi.

PGRI bekerja sama dengan bank, katanya, akan mengupayakan para tenaga pengajar bisa memiliki laptop dengan cara kredit.

"Program `Sagutala` ini untuk mewujudkan dunia pendidikan yang berkualitas dengan menghasilkan media belajar inovatif. Kami berharap semua anggota PGRI yang berjumlah 2.000 orang ini bisa memiliki laptop," katanya.

Bendahara PGRI Kota Pekalongan Bandaya mengatakan, dengan adanya program "Sagutala" ini diharapkan bisa mempermudah dan menunjang pendidikan yang berkualitas yang dilakukan oleh anggota PGRI.

"Setia guru dapat memperoleh laptop dengan cara mengangsur sebesar Rp271 ribu/ bulan selama dua tahun. Namun, orientasi dalam program `Sagutala` ini agar para guru tidak gagap teknologi," katanya.

(KR-KTD/A035/S026)

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2010