Jakarta (ANTARA News)- Ancaman terbesar bagi kebebasan pers dewasa ini di Indonesia datang dari para pemilik media yang mulai ikut campur dalam urusan ruang redaksi.

Kesimpulan itu disampaikan oleh Eko Maryadi, anggota Dewan Pengarah Aliansi Jurnalistik Indonesia (AJI), yang menjadi salah satu pembicara dalam diskusi bertema 'Tantangan Kebebasan Berpikir dan Berekspresi di Indonesia', Rabu.

"Tantangan yang paling mengancam kebebasan pers Indonesia dewasa ini adalah intervensi pemilik media ke dalam ruang redaksi," tegas Maryadi dalam diskusi yang berlangsung di Hotel Bidakara, Jakarta.

Menurut Maryadi pola kepemilikan media yang terpusat pada segelintir penguasa, pengusaha, atau kombinasi dari keduanya, yang kini marak berkembang di Indonesia, membuat media tidak lagi bebas, tetapi dikontrol oleh kepentingan tertentu.

"Bukan rahasia jika sebagian pemilik media sering menyusupkan misi politik dan bisnisnya ke dalam pemberitaan pers," papar Maryadi sembari mencontohkan beberapa media nasional yang digunakan sebagai alat kampanye oleh para politisi dalam pertarungan politik nasional maupun pertarungan interpal partai tertentu.

Selain pemilik media, ancaman terhadap kebebasan media juga muncul dari pemidanaan pers dan wartawan, tuntutan ganti rugi yang melewati batas kewajaran, dan pelanggaran etika profesi oleh insan pers itu sendiri.

(Ber/S026)

Pewarta:
Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2010