"Selama pandemi COVID-19, para atlet kriket kita tetap menjalani latihan secara daring di bawah pengawalan dan pendampingan instruktur pelatih," kata Inche saat dihubungi Antara di Kupang, Sabtu.
Menurut dia, latihan daring tersebut dilakukan mengingat saat ini wabah COVID-19 masih melanda Tanah Air, tak terkecuali di wilayah NTT.
Meski demikian, ia mengatakan situasi pandemi tidak menyurutkan semangat para atlet kriket untuk terus berlatih. Mereka tetap rajin berlatih walaupun tidak ada pertemuan tatap muka.
"Jadi, para atlet menjalani latihan mandiri di tempat mereka masing-masing, namun dipantau langsung oleh pelatih yang terhubung secara daring," ujar Inche.
Baca juga: PON Papua- Kriket Sulsel incar tiga emas PON
Baca juga: Jabar waspadai tim Papua di cabang kriket PON
Ia mengungkapkan pelatihan secara daring itu telah berlangsung sekitar dua bulan, dan saat ini perlahan-lahan pelatihan mulai dilakukan secara langsung dan terpusat di lapangan milik Universitas Widya Mandira Kupang.
Lebih lanjut, ia menuturkan ada 14 atlet kriket NTT yang akan bertanding di PON Papua. Selain itu, mereka akan turut didampingi oleh dua pelatih dan satu manajer.
Ia menambahkan para atlet dan ofisial itu telah menjalani vaksinasi COVID-19, dan saat ini mereka dalam kondisi kesehatan yang prima untuk diberangkatkan pada 21 September mendatang.
"Kami akan berangkat lebih dulu karena cabang olahraga kriket akan bertanding lebih dulu bersama-sama dengan sepak bola pada 25 September, sementara pembukaan PON pada 2 Oktober," tutur Inche.
Baca juga: KONI NTT: Semua atlet dan pelatih PON sudah jalani vaksinasi
Baca juga: 89 atlet NTT latihan mandiri untuk PON Papua
Pewarta: Aloysius Lewokeda
Editor: Rr. Cornea Khairany
Copyright © ANTARA 2021