Pangkalpinang (ANTARA News) - Angka kasus flu burung di Kota Pangkalpinang, Provinsi Bangka Belitung, pada 2010 mengalami peningkatkan karena pengaruh musim hujan dan rendahnya kesadaran masyarakat dalam mengantisipasi unggas terkena wabah virus influenza A H5N1 itu.

"Pada 2010 ditemukan sebanyak sembilan kasus flu burung, meningkat dibanding tahun 2009 sebanyak enam kasus," kata Kabid Perternakan pada Dinas Pertanian Kota Pangkalpinang, Ghozali di Pangkalpinang, Jumat.

Ia menjelaskan, flu burung sangat rentan pada musim hujan seperti bulan Desember, Januari dan Maret sehingga harus diantisipasi dengan memberikan pemahaman dan sosialisasi kepada pemilik unggas.

"Flu burung rentan berkembang pada musim hujan karena kurangnya sinar matahari dan bisa mewabah melalui aliran air, ditambah pula pemilik unggas kurang memperhatikan cara memilihara unggas agar terbebas dari flu burung," ujarnya.

Ia mengatakan, berbagai penyakit unggas memasuki pergantian musim hujan ke musim panas (pancaroba) karena rentan menjangkiti peternakan unggas di daerah itu.

"Pada musim pancaroba, penyakit yang rentan menyerang unggas jenis ayam adalah jenis Newcasftle Discase (ND) atau lebih dikenal dengan tetelo dan flu burung (Avian influenza/AI)," katanya.

Ia mengatakan, kewaspadaan penting karena setiap tahun memasuki pancaroba ratusan ternak ayam di Pangkalpinang mati diserang virus penyakit seperti penyakit tetelo dan flu burung.

"Tetelo ini hampir mirip dengan flu burung yang saat ini ditakuti masyarakat karena penyebaran dan menularkan virus penyakit itu sangat cepat dan mematikan," ujarnya.

Pihaknya membentuk tim flu burung untuk mendeteksi kasus flu burung secara dini dan diharapkan partisipasi masyarakat untuk melaporkan temuan kasus flu burung.

"Tim ini bertugas untuk mengantisipasi dini penyebaran flu burung, namun diharapkan partisipasi masyarakat untuk melaporkan dan petugas segera turun ke titik rawan flu burung dalam upaya antisipasi dini," ujarnya. (ANT/K004)

Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2010