Semarang (ANTARA News) - Eliananingrum (32), istri tersangka teroris Sri Puji Mulyo Susanto (34) meminta kepolisian segera membebaskan suaminya karena yang bersangkutan bukan merupakan teroris.

"Teroris yang sesungguhnya adalah negara Amerika Serikat," katanya saat ditemui di depan rumahnya di Gang Sawah, Jalan Sumur Adem RT 02 RW01 Kelurahan Bangetayu Kulon, Kecamatan Genuk, di Semarang, Selasa.

Tersangka Sri Puji ditangkap anggota Detasemen Khusus 88 Antiteror Mabes Polri pada Sabtu (11/12) sekitar pukul 16.30 WIB di Jalan Pemuda Semarang karena menyembunyikan pelaku tindak teroris Abu Tholut. Abu sehari sebelumnya ditangkap di Kudus oleh Densus 88.

Selain meminta suaminya dibebaskan, ia juga meminta, agar Ustad Abu Bakar Baasyir yang telah ditangkap segera dibebaskan karena tidak bersalah.

Namun saat akan dimintai keterangan lebih lanjut, istri tersangka tersebut menolak dan langsung masuk ke rumah sambil menutup pintu rumah.

Sri Puji yang pernah menjalani hukuman penjara selama beberapa tahun di Lembaga Pemasyarakatan Nusakambangan Cilacap dalam kasus yang sama.

Salah seorang tetangga, Sukayat (60), mengatakan tersangka jarang berada di rumah.

"Yang bersangkutan tinggal di rumah sekarang sudah hampir dua tahun yang lalu dan diketahui jarang berada di rumah, serta kalau pulang selalu larut malam," katanya.

Ia mengatakan, kendati jarang berada di rumah, dalam kehidupan sehari-hari hubungan yang bersangkutan dengan warga lainnya dikenal baik dan tidak pernah ada masalah.

Menurut dia, tersangka yang mengaku bekerja sebagai sopir pribadi kepada warga tidak pernah menerima tamu, dan jika pulang ke rumah sering mengendarai mobil yang berganti-ganti, namun selalu sendirian.

"Yang bersangkutan selalu sendirian jika pulang ke rumah," ujarnya.

Abu Tholut ditangkap di Desa Bae Pondok RT 04 RW 03 Kecamatan Bae, Kabupaten Kudus, Jumat (10/12) sekitar pukul 08.30 WIB.

Setelah penangkapan Abu Tholut tersebut, kemudian polisi menangkap tersangka teroris lainnya yakni Anwar Effendi, Wardi alias Edi, Sukirno alias Kirno, serta Sri Puji Mulyo Susanto pada Sabtu (11/12).
(KR-WSN/A030/A038)

Editor: Aditia Maruli Radja
COPYRIGHT © ANTARA 2010