Kuala Lumpur (ANTARA) - Rapat Monetary Policy Committee Bank Negara Malaysia (BNM) di Kuala Lumpur pada Kamis memutuskan untuk mempertahankan Overnight Policy Rate (OPR) di level 1,75 persen.

Dalam sebuah pernyataan, bank sentral Malaysia itu menyatakan perekonomian global terus pulih didukung oleh perbaikan aktivitas manufaktur dan jasa.

Kekuatan pemulihan bervariasi di berbagai negara terutama dipengaruhi oleh tingkat vaksinasi mereka, pelonggaran tindakan pembatasan dan tingkat dukungan kebijakan.

Ekonomi dengan kemajuan yang lebih baik dalam program vaksinasi telah melonggarkan langkah-langkah pembatasan, memungkinkan pemulihan lanjutan dalam kegiatan domestik, kata BNM.

Stimulus fiskal dan moneter yang cukup besar di beberapa negara besar terus mendukung momentum pemulihan.

"Kondisi keuangan juga tetap mendukung pertumbuhan. Secara keseluruhan, keseimbangan risiko terhadap prospek pertumbuhan global cenderung ke bawah," kata BNM.

Hal ini terutama disebabkan oleh ketidakpastian pandemi setelah munculnya varian baru virus corona yang mengkhawatirkan dan potensi risiko peningkatan volatilitas pasar keuangan di tengah penyesuaian kebijakan moneter di negara-negara besar.

Untuk ekonomi Malaysia, kata BNM, penerapan kembali langkah-langkah pembatasan secara nasional untuk mengekang COVID-19 telah meredam momentum pertumbuhan.

Namun, relaksasi bertahap baru-baru ini di sektor ekonomi, kemampuan perusahaan beradaptasi di lingkungan baru, dan dukungan kebijakan yang berkelanjutan, turut membantu mengurangi dampak dan memungkinkan ekonomi melanjutkan pemulihannya.

Bank Negara Malaysia mengatakan pelonggaran pembatasan, kemajuan program vaksinasi nasional dan perluasan permintaan global yang berkelanjutan akan mendukung momentum pertumbuhan menuju 2022.

Risiko terhadap prospek pertumbuhan, kata BNM, bagaimanapun tetap condong ke bawah akibat faktor eksternal dan internal, termasuk penundaan dalam pelonggaran atau penerapan kembali tindakan pembatasan dan pertumbuhan global yang lebih lemah dari perkiraan.

Saat ini rata-rata inflasi 2,3 persen dan diproyeksikan rata-rata antara 2,0 persen dan 3,0 persen untuk 2021.

Prospek inflasi tetap bergantung pada perkembangan harga komoditas global dan langkah-langkah kebijakan untuk meringankan beban biaya masyarakat.

Inflasi yang mendasari, bagaimanapun, diperkirakan akan tetap relatif terkendali pada tahun 2022, kata Bank Negara Malaysia.

"MPC menganggap sikap kebijakan moneter sudah tepat dan akomodatif. Selain itu, langkah-langkah fiskal dan keuangan akan terus meredam dampak ekonomi pada bisnis dan rumah tangga dan memberikan dukungan untuk kegiatan ekonomi," kata BNM.

Bank Negara mengatakan tetap berkomitmen untuk memanfaatkan tuas kebijakan sebagaimana mestinya untuk mendorong kondisi pemulihan ekonomi Malaysia yang berkelanjutan.

Baca juga: Bank Indonesia jajaki kerja sama QR antarnegara dengan Malaysia
Baca juga: BI-Bank Negara Malaysia perkuat penggunaan rupiah-ringgit

Pewarta: Agus Setiawan
Editor: Anton Santoso
COPYRIGHT © ANTARA 2021