Solo (ANTARA) - PDAM Surakarta kembali menghentikan operasional Instalasi Pengolahan Air (IPA) Semanggi, Kecamatan Pasar Kliwon, Solo, Jawa Tengah, akibat limbah yang mencemari air Sungai Bengawan Solo.

"Kami tadi berhenti dari jam 06.00 WIB, kemudian baru saja saya ke instalasi penampungan yang ada di rumah sakit (RS Bung Karno)," kata Direktur Utama PDAM Surakarta Agustan di Solo, Kamis.

Ia mengatakan peninjauan juga dilakukan ke instalasi penampungan air karena untuk memastikan ketersediaan air bersih yang disalurkan untuk konsumen PDAM.

"Tadi ketinggian air di dalam penampungan yang sudah diolah masih di level 3,60 meter. Ini masih aman sampai sore hari," katanya.
Baca juga: Polda Jateng tindak tegas perusahaan mencemari Sungai Bengawan Solo

Sebelumnya, PDAM Surakarta sempat menghentikan sementara operasional IPA Semanggi pada Selasa (7/9) karena alasan yang sama, yakni tercemarnya Sungai Bengawan Solo oleh limbah industri ciu.

Meski demikian, menurut dia, jika dibandingkan dengan pada hari Selasa lalu untuk kali ini kondisi air lebih pekat dan bau alkohol lebih kuat.

Sementara itu, dikatakannya, pencemaran air Bengawan Solo yang menjadi salah satu sumber air yang diolah oleh PDAM untuk konsumen bukan pertama kali terjadi. Ia mengatakan pada tahun 2019 pernah terjadi kejadian serupa.
Baca juga: DLHK Jateng catat puluhan industri cemari Bengawan Solo

"Kalau tahun 2020 tidak ada kejadian seperti ini karena volume air cukup tinggi, sedangkan tahun 2019 kan volume air di Bengawan Solo kecil, jadi mengganggu operasional IPA Semanggi," katanya.

Ia mengatakan suplai air dari Sungai Bengawan Solo berkontribusi sebesar 30 persen dari seluruh air yang disalurkan oleh PDAM Surakarta kepada konsumen.

"Selain Bengawan Solo, kami ambil air dari sumur dalam dan Cokro," katanya.
Baca juga: Ganjar sebut pencemaran Sungai Bengawan Solo sudah keterlaluan

Pewarta: Aris Wasita
Editor: M Razi Rahman
COPYRIGHT © ANTARA 2021