Surabaya (ANTARA News) - Direktur Program Plan Indonesia, Nono Sumarsono, mengatakan bahwa setiap tahun sekitar 300.000 anak mengalami kekerasan fisik dan seksual.

"Yang dilaporkan kekerasan fisik dan seksual mencapai 200-300 ribu anak setiap tahun, yang tidak lapor tentunya juga banyak," katanya seusai peluncuran buku Gerakan Surabaya Ramah Anak di Surabaya, Sabtu.

Menurut dia, kekerasan terhadap anak tidak hanya fisik dan seksual namun juga kekerasan dalam ekonomi.

"Anak dipaksa untuk mencari uang, menjadi anak jalanan dan sebagainya," katanya.

Jumlah kekerasan ekonomi terhadap anak-anak tersebut, menurut dia, berdasarkan data Badan Pusat Statistik mencapai 1,2 juta orang.

Jumlah ini, menurut dia, bisa terus bertambah seiring dengan pertumbuhan penduduk yang terus meningkat.

Untuk itu, menurut dia, pemerintah perlu membentuk strategi yang tepat untuk meningkatkan kesejahteraan anak. Strategi ini butuh dukungan organisasi yang kuat dan anggaran yang memadai.

Ia mengatakan, selama ini anggaran untuk anak tidak fokus dan seringkali anggaran tersebut lebih banyak masuk kepada birokrasi bukan diterima oleh anak.

Ia mencontohkan anggaran pendidikan. "Anggaran ini bercampur baur, dana pendidikan itu yang diterima langsung anak sedikit karena digunakan berbagai keperluan birokrasi lainnya," katanya.

Ia mengatakan, Plan merupakan lembaga swadaya masyarakat international berbasis peningkatan kesejahteraan anak, mengakhiri programnya di Surabaya.

Program plan di Surabaya di antaranya untuk pendidikan, kesehatan dan juga kampanye antikekerasan terhadap anak serta pemberdayaan masyarakat lainnya berakhir Desember ini setelah 16 tahun.

"Kita melihat capaian indikator-indikator menunjukan hal sistem di Surabaya sudah berjalan dan pemerintah kota juga memberikan dukungan sehingga kita akhiri program ini," kata Nono.

Ia mengatakan 20 ribu anak terlibat aktif dalam program-progaram Plan. Dalam bidang pendidik, Plan memberikan 4.000 beasiswa untuk anak-anak yang tidak mampu. Selain itu juga menggelar kursus kelompok belajar kejar paket A,B dan C.

Sementara, di bidang kesehatan Plan mempromosikan model asuhan dini tumbuh kembang anak dan pusat informasi dab layanan tumbuh kembang anak usia dini.

Dalam perlindungan anak, Plan menginisasi telepon sahabat anak untuk melaporkan tindak kekerasan yang dialami. Data Plan menunjukan dari 100 kasus besar yang menimpa anak, 90 persen dapat ditangani dengan memuaskan.

Ia menambahkan, dengan dihentikannnya program Plan di Surabaya ia berharap masyarakat dapat meneruskan dan mengembangkan berbagai program yang seblumnya telah ada.

"Saya berharap program-program kita diteruskan masyarakat," katanya.
(T.M041/R007/P003)

Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2010