Yogyakarta (ANTARA News) - Perguruan tinggi harus mampu membangun pola pikir di kalangan mahasiswa dan sivitas akademika, karena hal itu merupakan tugas terpenting lembaga pendidikan tersebut, kata Menteri Pendidikan Nasional Muhammad Nuh.

"Ada lima pola pikir yang harus ditanamkan oleh perguruan tinggi, yakni pola pikir berbasis disiplin ilmu tertentu, pola pikir mensintesiskan berbagai ilmu, pola pikir kreatif, pola pikir saling menghargai, dan pola pikir berbasis etika," katanya pada pidato ilmiah Milad Ke-50 Universitas Ahmad Dahlan (UAD) di Yogyakarta, Sabtu.

Menurut dia, jika pola pikirnya melenceng, hasilnya juga akan melenceng. Dengan pola pikir itu akan menghasilkan generasi yang mampu menyelesaikan persoalan, bukan mempersoalkan persoalan.

"Dengan adanya orientasi pola pikir tersebut perguruan tinggi akan mampu memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi masyarakat. UAD sebagai perguruan tinggi Muhammadiyah juga telah memiliki bekal dalam hal itu," katanya.

Ia mengatakan, pendiri Muhammadiyah KH Ahmad Dahlan pada 1912 sudah berpikir mendirikan sekolah dan rumah sakit, yang menjadi bisnis utama persyarikatan tersebut, bisnis yang tidak akan selesai.

"Berkaitan dengan hal itu, UAD sebagai salah satu perguruan tinggi Muhammadiyah juga harus mampu mencerdaskan dan menyehatkan masyarakat," katanya.

Menurut dia, Indonesia saat ini memiliki potensi besar, karena memiliki jumlah penduduk 230 juta jiwa. Jika penduduk sebanyak itu pintar dan sehat, maka akan mampu menjadikan Indonesia lebih berprestasi.

"Potensi penduduk sebanyak itu dapat menjadi sumber kekuatan luar biasa, jika dua syarat harus terpenuhi, yakni pintar dan sehat," katanya.
(L.B015*V001/H008/P003)

Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2010