Teheran (ANTARA News/IRNA-OANA) - Korban dari serangan teroris Iran dan keluarga yang ditinggalkan pada Minggu melayangkan surat protes kepada Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa Bangsa Ban Ki-moon.

Keluarga dari pada syahid yang merupakan korban dari kekejaman teror di Iran tersebut meminta dan mendesak Sekjen PBB agar mengambil langkah serius terkait pemboman serentak yang terjadi di Iran ketika peringatan Hari Besar Asyura pada 15 Desember lalu.

Dalam surat yang dikirimkan oleh Masyarakat untuk Advokasi Keadilan itu, para keluarga korban merujuk kepada aksi teror di Chabahar yang merenggut 34 jiwa warga tidak berdosa -- sebagian besar merupakan wanita dan anak-anak.

Mereka mengatakan bahwa serangan teror itu membuktikan bahwa kelompok teroris tidak pernah meninggalkan kebiasaan tak manusiawi dan merupakan ancaman utama bagi perdamaian serta keamanan di komunitas global.

"Peristiwa yang terjadi di Chabahar berakar dari dukungan pemerintah tertentu yang selalu diam terhadap organisasi teroris dalam upaya mempertahankan kepentingan politik mereka yang sementara," tulis surat itu.

Masyarakat untuk Advokasi Keadilan dalam suratnya menyebutkan bahwa di antara para korban aksi teror di Chabahar, "kita dapat menemukan bayi berusia enam bulan dan meyakini bahwa mereka yang diam" terhadap pembunuhan keji tersebut merupakan pendukung teror.

Lembaga tersebut terbentuk atas inisiasi dari 16.000 keluarga korban terorisme di seluruh Iran.

Mereka menyerukan aksi pengutukan terhadap tindakan teror biadab tersebut serta mendesak PBB sebagai organisasi yang paling dipandang di seluruh dunia untuk bertindak terhadap komitmen dan kewajibannya sesuai dengan Piagam PBB.

"PBB tidak perlu ragu untuk menindak otak dan pendukung para kelompok teroris tersebut," tulis surat pernyataan itu.

"Resolusi Nomor 1373 dan 1535 yang diterbitkan Dewan Keamanan PBB mendesak badan dunia itu untuk berhadapan dengan pemerintah atau institusi internasional yang secara diam-diam atau terang-terangan mendukung kelompok teror tersebut," demikian surat tersebut.(*)

(Uu.KR-PPT/M016/R009)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2010