Ambon (ANTARA News) - Direktur PT.Dharma Indah, Jhony Queljoe membantah perusahaan pelayarannya terkait kematian wartawan, Alfrets Mirulewan yang tubuhnya ditemukan mengambang di perairan pelabuhan Pantai Nama, Kisar, Kecamatan Pulau- Pulau Terselatan, Kabupaten Maluku Barat Daya (MBD) pada Jumat (17/12).

"LCT Cantika hanya mengangkut BBM milik Titus Tilukay dari Pertamina Cabang Ambon. Jadi itu urusan bisnis sehingga tidak terkait kematian Pimpinan Redaksi Tabloid Mingguan Pelangi Maluku, Alfrets Mirulewan," katanya dalam percakapan per telepon dengan ANTARA, Selasa.

Jhony mengemukakan kapalnya mengangkut 40 ton solar dan 50 ton bensin milik Titus Tilukay dan saat LCT hendak keluar dari pelabuhan Pantai Nama, Kisar, ternyata nakhodanya, Niko melihat ada orang mengapung, selanjutnya dilaporkan ke aparat kepolisian setempat.

"Niko dan anak buah LCT Cantika membantu evakuasi Alfrets yang saat diangkat sudah dalam keadaan tidak bernyawa lagi," tegasnya.

Jhony mengakui setiap bulan mengangkut BBM milik Titus Tilukay sehingga ada isu berkembang bahwa solar dan bensin itu miliknya adalah tidak benar.

Sedangkan, Kabid Humas Polda Maluku, AKBP Johanis Huwae secara terpisah mengatakan, LCT Cantika tidak diamankan sebagai barang bukti terkait kasus kematian Alfrets.

Polda Maluku, menurut Johanis segera melakukan penyelidikan kasus kematian Alfrets Mirulewan hingga tuntas.

Sekretaris Maluku Media Centre (MMC), Vano Lilingir, menilai Kapolda Maluku Brigjen Polisi Syarief Gunawan lamban menyikapi kematian Alfrets.

Para wartawan di Ambon telah menyikapi kematian rekan seprofesi dengan mendatangi DPRD Maluku, pada Senin dan meminta memfasilitasi pertemuan dengan Kapolda Gunawan karena pada 18 Desember 2010 enggan menerima demo.

"Kami difasilitasi DPRD Maluku untuk bertatap muka dengan Kapolda dijadwalkan pada siang ini (Selasa) sehingga akan dimanfaatkan untuk mendesak pengungkapan kasus tersebut sesegera mungkin," ujar Vano.
(L005/B010)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2010