Pria kelahiran Kediri, Jawa Timur, pada 26 tahun silam itu mengemban kepercayaan sang pelatih kepala Hasan Basri untuk mengisi posisi batsman atau pemukul di tim kriket Jawa Barat.
Bagi Arif, kepercayaan Hasan bukanlah tugas ringan, sebab seorang batsman berperan penting mengendalikan alur pertandingan yang populer di negara persemakmuran Inggris itu.
Tugas dari alumni Fakultas Olahraga Universitas Islam 45 (UNISMA) Bekasi 2018 itu adalah mencetak run (larian) sebanyak mungkin di saat tim lawan melempar dan menjaga bola (fielding), berusaha untuk menghentikan skor dan menggagalkan pemukul untuk mengakhiri giliran.
Baca juga: Diska Oktaviana incar medali emas angkat besi PON Papua
Dijumpai seusai sesi latihan fisik di Lapangan Yonif Mekanis 202/Tajimalela, Kota Bekasi, Jawa Barat, Sabtu (11/9), Arif begitu bersemangat menyambut PON setelah pulih dari cedera tulang jari manis dan kelingking saat berlatih beberapa bulan lalu.
Persiapan fisik, mental serta koordinasi tim adalah modal utama Arif untuk membuktikan Jawa Barat layak atas predikat sebagai tim terkuat di Tanah Air pada ajang empat tahunan yang kali ini dihelat di Bumi Cenderawasih.
Pencetak 59 run di Jakarta Cricket Assosiasion (JCA) 2020 itu seakan belum puas menggali potensi diri demi tampil maksimal di Kabupaten Jayapura pada 19 September hingga 13 Oktober 2021.
"Secara rekor personal saya 59 run. Tapi itu belum sebanding dengan pencapaian Kapten Tim Inggris Joseph Edward Root yang bisa mencapai rata-rata 100 run dalam beberapa kali bertanding. PON itu puncak perjalanan karir saya yang sangat saya impikan. Saya latihan dari 2016 memang untuk mengincar emas PON," katanya.
Baca juga: Tim layar Jabar berangkat lebih awal untuk adaptasi di Papua
(Selanjutnya: Peta kekuatan)
Editor: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Copyright © ANTARA 2021