Bojonegoro (ANTARA News) - Temuan batu bata kuno berukuran 40 X 40 meter di situs Kayangan Api di Desa Sendangharjo, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, pada Januari 2011 dijadwalkan mulai digali secara kepurbakalan (ekskavasi).

"Penggalian purbakala temuan batu bata kuno di kayangan api dimulai Januari mendatang," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Pemerintah Kabupaten Bojonegoro, Djindan Muhdin, Kamis.

Dia menjelaskan, dalam melakukan penggalian kepurbakalaan atau ekskavasi akan dilakukan oleh Tim Universitas Indonesia (UI) yang pernah melakukan penelitian dan pemetaan lokasi situs kayangan api, beberapa waktu lalu. Penggalian dilakukan bekerja sama dengan Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Trowulan, Mojokerto.

"Tenaga kerja akan melibatkan warga di sekitar kayangan api," ujarnya.

Menurut dia, dalam penggalian temuan batu bata kuno yang diperkirakan merupakan peninggalan di era kerajaan Majapahit tersebut, sudah disiapkan dana sebesar Rp45 juta dari APBD 2011.

"Karena pencairan dana masih harus menunggu, kita usahakan dengan memanfaatkan dana talangan dulu," kata Djindan.

Saat ditanya pers mengenai berapa waktu yang dibutuhkan untuk menggali,Djindan mengemukakan, tidak tahu dan proses penggalian batu bata kuno tersebut bisa dilakukan secara bertahap sesuai dana yang tersedia.

Tim yang dipimpin dosen Universitas Indonesia (UI), Ali Akbar, yang selama sepekan melakukan penelitian, menemukan tumpukan batu bata kuno dengan ukuran 40 X 40 meter, di sebelah tenggara titik api dengan jarak berkisar 20 meter.

Setelah tumpukan batu bata tersebut digali dikedalaman 50 cm di bawahnya, diketahui masih ada tumpukan batu bata kuno, sehingga diperkirakan tumpukan batu bata tersebut di jaman dulu merupakan sebuah bangunan yang memiliki atap.

Lokasi tersebut diperkirakan dimanfaatkan para resi di zaman Hindu untuk menyepi dan memuja dewa api, sehingga diduga kuat temuan tersebut merupakan temuan penting dan merupakan satu-satunya di tanah Jawa.

DR Ali Akbar, S.S.,M.Hum, mengemukakan bahwa situs kayangan api diduga kuat di wilayah selatannya masih ada sejumlah bangunan semacam itu.

"Itu bisa di lihat dari hasil temuan awal, juga ada pohon jati yang berusia ratusan tahun yang masih ada di sekitar lokasi api abadi itu," ujarnya menambahkan.
(T.KR-SAS/C003/P003)

Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2010