Magelang (ANTARA News) - Kegiatan "Borobudur Recovery Art" yang diselenggarakan di halaman parkir Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, dimaksudkan untuk memulihkan bidang pariwisata pasca-erupsi Merapi.

"Kegiatan ini sebagai upaya meyakinkan kepada masyarakat dan dunia pariwisata bahwa Candi Borobudur aman untuk dikunjungi," kata Kepala Bidang Logistik dan Peralatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, Putu Adi Sutrisno, di Magelang.

Ia mengatakan hal tersebut pada "Borobudur Recovery Art, Memulihkan Seni Budaya sebagai Penggerak Pariwisata" di Candi Borobudur.

Putu mengatakan, dampak bencana letusan Gunung Merapi cukup besar, termasuk dirasakan masyarakat sekitar Candi Borobudur yang bergerak di bidang pariwisata karena tidak banyak wisatawan yang berkunjung.

"Mata rantai wisata yang juga mengalami keterpurukan dampak erupsi Merapi antara lain biro perjalanan, restoran, hotel, dan pedagang cenderamata," katanya.

Ia mengatakan, dengan turunnya aktivitas Merapi saat ini dan pemerintah juga telah menurunkan status Merapi dari awas menjadi siaga maka sektor riil dan pariwisata bersama seni budaya perlu dibangkitkan.

Selain perbaikan sarana prasarana, katanya, perlu dilakukan pemulihan bagi masyarakat korban Merapi. Masyarakat perlu diberikan penyegaran budaya dalam upaya pengurangan trauma pascaerupsi.

Sastro Al Ngatawi, Ketua Lesbumi selaku penyelenggara "Borobudur Recovery Art", mengatakan bencana letusan Merapi merupakan cobaan, tetapi jangan larut dalam keterpurukan. Masyarakat harus bangkit kembali dari penderitaan.

Ia mengatakan, kegiatan Borobudur Recoveri Art selain menyelenggarakan kirab budaya dan pergelaran seni, juga dilakukan penanaman pohon di Desa Kenalan, Kecamatan Borobudur.

"Penanaman pohon tersebut nantinya bisa dimanfaatkan sebagai penghijauan dan upaya pencegahan longsor di masa mendatang," katanya.

Pada kesempatan tersebut juga dilakukan pengalungan rangkaian bunga kepada wisatawan asing yang berkunjung di Candi Borobudur oleh seorang penari dan doa bersama oleh para tokoh lintas agama.
(U.H018/H-KWR/P003)

Pewarta: NON
Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2010