Kerinci  (ANTARA News) - Masyarakat Lempur, Kecamatan Gunung Raya, Kabupaten Kerinci, Jambi, memiliki tradisi unik dalam merayakan tahun baru dengan menggelar acara "beramei di daneaw" (beramai-ramai di danau).

"Setiap malam pergantian tahun warga Lempur punya tradisi unik, yakni beramei di daneaw. Saat itu warga akan berbondong-bondong berkemah ke lima buah danau kecil yang berada di sekeliling desa mereka," kata Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Kerinci, Drs Arlis Harun, Rabu.

Menurut dia, di dekat danau itu, warga akan menggelar berbagai kegiatan hiburan dan permainan.

Desa Lempur memang memiliki lima buah danau kecil yang unik di sekitar mereka. Danau-danau tersebut tersebar di ke semua penjuru angin, sedangkan di sebelah selatan desa dibentengi oleh hutan Taman Nasional Kerincio Seblat (TNKS) serta Gunung Batuah dan Gunung Raya di sisi barat laut.

Kelima danau tersebut adalah Danau Lingkat, Kaco, Duo, Lano dan Danau Kecik. Danau-danau itu memiliki ciri keunikan sendiri-sendiri antara satu dengan lainnya, ujarnya.

Seperti Danau Duo, misalnya, memiliki sifat berbanding terbalik dengan cuaca. Di musim kemarau airnya meluap dan sebaliknya pada musim hujan debit airnya mengecil atau berkurang. Danau tersebut tidak memiliki sungai yang mengalirinya.

Sementara itu, Danau Kaco  berair bening layaknya kaca dan sejuk, sehingga disebut penduduk setempat layaknya. Danau tersebut terletak di tengah hutan TNKS, sekitar 20 kilometer dari Desa Lempur.

Begitu juga dengan Danau Lingkat, Danau Kecik dan Danau Lano yang semua memiliki ciri keunikan.

Di kelima danau unik itu rata-rata berukuran luas umumnya antara 100 hinga 200 meter persegi ini masyarakat beramai-ramai menggelar tradisi Beamei di Daneaw.

"Di sini mereka menggelar acara hiburan dan permainan, antara lain musik suling bambu dan gitar sembari menendangkan `tale` nyanyian, berbalas pantun, tarian dan pencak silat, pertunjukan lawak tradisional, atraksi sirkus dan sulap tradisional, berkemah api unggun dan bakar ubi, jagung, atau ayam," tutur Arlis.

Selain itu, warga juga akan berburu belalang untuk dimasak di api unggun, menanak lemang kancing beruk yang menggunakan tanaman kantong semar.

Bebagai permainan tradisional seperti perang bedil atau meriam bambu, permainan bola api, dan berbagai permainan tradisional lainnya juga disajikan. Acara akhirnya ditutup dengan mengheningkan cipta dan doa bersama yang dimpimpin oleh imam masjid.

Menurut Arlis, beberapa tahun belakangan, keberadaan pesta kesenian tradisional yang unik tersebut mulai menarik perhatian para wisatawan dari luar Kerinci. Wisatawan dengan sengaja datang bertahun baru bersama masayrakat yang memiliki tradisi unik tersebut.

Adapula kelompok wisatawan mancanegara yang mengabadikan momentum tersebut lalu diunduh dijejaring sosial dunia maya internet seperti You Tube atau Ffacebook, katanya menambahkan.
(T.ANT-144/E003/P003)

Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2010