Boyolali (ANTARA News) - Hujan deras yang turun di kawasan lereng Merapi, Jumat sore, menyebabkan tiga jembatan di Desa Jrakah, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, rusak berat.

Jembatan Kali Patran dan Kali Kajor di Desa Jrakah rusak diterjang lahar dingin, sedangkan jembatan Kali Jarak Lor dipenuhi lumpur dan bebatuan sehingga arus kendaraan yang melintas jalur Selo-Magelang terhambat.

Menurut Kepala Desa Jrakah, Tumar, hujan deras yang turun sejak pukul 15.00 WIB menyebabkan lumpur dan bebatuan memenuhi jembatan di Kali Jarak Lor, Desa Jrakah, sehingga kendaraan yang melintas jalur Selo-Magelang terhambat.

Hujan deras tersebut, kata Tumar, menyebabkan banjir lahar dingin dengan ketinggian air sekitar satu meter diatas jembatan. Lumpur dan bebatuan banyak yang tertinggal di atas jembatan itu, sehingga menghambat arus kendaraan jalur Selo - Magelang.

"Warga sekitar telah berusaha menyingkirkan lumpur dan bebatuan itu, dan membantu mendorong kendaraan yang terjebak di lumpur," katanya.

Tumar menjelaskan, banjir lahar juga terjadi di Jembatan Kali Patran di Dusun Patran, Jrakah. Banjir lahar hingga berada di atas jembatan. Jembatan kini banyak dipenuhi batu besar dari puncak sehingga tidak bisa dilewati kendaraan.

Menurut dia, jembatan Kali Patran ini menghubungkan Dusun Kajor dengan Dusun Sepi, Bakalan, Sumber, dan Kajor. Warga di dusun itu, kini tidak berani menyeberang di jembatan itu karena terhalang batu besar dan sebagian pondasinya sudah runtuh.

"Warga di dusun itu, terancam terisolasi karena tidak berani menyeberang jembatan dan akses jalan tertutup," katanya.

Jembatan lainnya yang rusak, kata dia, di Kali Kajor di Dusun Kajor juga rusak berat akibat diterjang banjir lahar dingin. Jembatan Kali kajor ini, pondasi terkikis hingga hampir runtuh.

Ia menjelaskan, hujan deras disertai angin kencang di lereng Merapi sangat menakutkan karena diikuti suara gemuruh dari sungai yang berhulu dipincak Merapi sejam kemudian.

"Suara banjir lahar itu mengerikan, terdengar gemuruh air disertai bebatuan, pasir, dan lumpur. Warga sekitar tidak berani keluar untuk melihat, karena masih turun hujan," katanya.

(B018/I007/S026)

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2010