Jakarta (ANTARA News) - Seiring meningkatnya fenomena bunuh diri pada masyarakat Indonesia belakangan ini, Kementerian Kesehatan membuka hotline 50454 yang diperuntukkan bagi masyarakat luas yang depresi dan ingin menyampaikan curahan hatinya.

"Kita punya hotline 50454. Itu sifatnya untuk menampung curhat-curhat orang. Hotline tersebut tujuannya untuk memberikan relaksasi. Tugas utama kita mendengarkan," kata Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis.

Namun, kata Menkes, sekalipun tersedia hotline tersebut upaya pencegahan kasus bunuh diri hendaknya dilakukan dari hulu, baik dari segi agama maupun bimbingan orang tua.

"Bagaimana agar anak-anak ditanamkan jangan maunya seneng cepet. Hal-hal seperti ini mereka harus tahu," katanya.

Sementara itu menurut Staf pengajar Bagian Psikiatri FKUI/RSCM Dr Suryo Dharmono, Sp.KJ (K), salah satu indikator stress adalah jika seseorang tidak dapat menikmati dan merasa bingung di waktu senggang atau sedang tidak bekerja.

Tanda-tanda stres lain disebut Suryo dapat muncul dalam gejala psikologis seperti perasaan cemas, khawatir, ketakutan, perilaku gelisah, agresif, emosi labil, cepat tersinggung/marah, depresi, frustrasi, malas, apatis dan sejenisnya.

Sementara secara fisiologis, stres menyebabkan berbagai perubahaan fatal tubuh seperti gangguan pada sistem hormonal, gangguan pembuluh darah dan jantung, gangguan sistem saraf, imunitas tubuh, pencernaan maupun respirasi.

Salah satu jenis stres yang kerap melanda masyarakat terutama pekerja di usia produktif adalah depresi yang banyak disebabkan oleh faktor internal seperti pengalaman buruk masa lalu, kepribadian dan adanya faktor keturunan.

Sementara gangguan penyesuaian adalah salah satu jenis depresi yang juga seringkali diderita pekerja usia produktif yang disebabkan oleh faktor eksternal seperti konflik keluarga, konflik interpersonal, peristiwa kehilangan dan kekecewaan maupun perubahan gaya hidup seketika seperti pindah pekerjaan. (*)

G003*D013/H-KWR

Pewarta: NON
Editor: Jafar M Sidik
COPYRIGHT © ANTARA 2011