Jakarta (ANTARA News) - Ketua DPR RI, Marzuki Alie, berpendapat bahwa Indonesia perlu menarik pelajaran dari kasus WikiLeaks dengan memperketat sistem informasi intelijen, dan menata ulang standarisasi pengiriman, penyimpanan serta dokumentasi data-data negara.

"Kejadian selanjutnya yang masih hangat dibicarakan saat ini adalah kasus kebocoran dokumen rahasia oleh WikiLeaks," ujar Marzuki saat menyampaikan pidato pembukaan masa persidangan DPR tahun sidang 2010-2011 di Gedung DPR Jakarta, Senin.

Menurut dia, kasus itu setidaknya memberikan pelajaran berharga bagi Indonesia, agar terus mewaspadai bahaya kebocoran rahasia negara.

Dari kasus WikiLeaks tersebut, Ketua DPR mengemukakan, Indonesia perlu meninjau, merevisi dan memperketat sistem informasi intelijennya serta menata ulang standarisasi pengiriman, penyimpanan dan dokumentasi data-datanya.

Masih dalam isu internasional, Marzuki menekankan bahwa meningkatnya ketegangan di semenanjung Korea perlu mendapat perhatian Indonesia pula karena konflik itu dipastikan bakal mempengaruhi keamanan negara-negara yang ada disekitarnya.

Bahkan, ia menilai. jalur perdagangan dan suplai minyak yang menghubungkan Asia Timur dan Asia Barat akan terpengaruh jika eskalasi ketegangan di semenanjung Korea terus meningkat.

"Pimpinan Dewan mendesak pemerintah segera memanfaatkan hubungan baiknya dengan semua pihak yang terkait konflik untuk meredam ketegangan agar tidak berkembang menjadi perang terbuka," ujar Marzuki.

Ketua DPR juga menyatakan, dukungannya atas keinginan pemerintah membuka hubungan diplomatik dengan 21 negara anggota PBB, diantaranya Nauru, Tuvalu, El savador, Equatorial Guinea, Chad, Nigeria, Malawi, Bostwana dan Republik Afrika Tengah.

Pembukaan hubungan diplomatik tersebut dinilai positif dalam meningkatkan kerjasama internasional seperti penanganan isu pemanasan global dan perubahan iklim, kerjasama di bidang ekonomi dan politik serta memaksimalkan perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang ada di negara-negara tersebut.

Selain itu, berbagai tantangan masyarakat internasional di tahun 2010 juga akan tetap berdampak terhadap Indonesia di tahun 2011, seperti krisis keuangan di negara-negara kawasan Eropa, masalah stabilitas keamanan di kawasan Asia Timur serta persoalan lainnya yang terkait perubahan iklim.

"Karakter lintas batas dan bahkan global dari berbagai tantangan ini mengingatkan kita bahwa solusi hanya dapat diupayakan melalui kerjasama internasional," demikian Ketua DPR.
(ANT/P003)

Pewarta: NON
Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2011