Semarang (ANTARA News) - Satu tim dari Universitas Diponegoro Semarang meneliti amblesnya tanah dibawah bangunan empat rumah warga di Kampung Ujung Laut, Kelurahan Bandarharjo, Semarang Utara, Jawa Tengah.

Penelitian dilakukan untuk memastikan dari berbagai kemungkinan penyebab termasuk dugaan adanya rongga di dalam tanah yang menyebabkan ambles, kata Nelwan, ahli hidrologi dari Undip yang memimpin penelitian itu.

Ketika ditemui disela penelitiannya di lokasi tanah ambles, Nelwan mengatakan, peneliti akan mengebor beberapa titik di area itu untuk mengetahui luas dan kedalaman rongga di dalam tanah.

Ia mengatakan, selain kemungkinan tanah yang berongga, pihaknya juga mengkhawatirkan jika di dalam tanah ada semacam aliran sungai.

"Aliran sungai di bawah tanah sangat berpengaruh terhadap kestabilan tanah yang berada di permukaan," ujarnya.

Menurut dia, kesimpulan sementara yang diperoleh dari penelitian kondisi tanah yang ambles ini akan direkomendasikan kepada Pemerintah Kota Semarang agar bisa segera ditindaklanjuti.

Ia mengatakan, pihaknya juga akan berkoordinasi dengan Pemkot Semarang dalam mencari solusi jika di sekitar lokasi penelitian terdapat rongga tanah yang cukup luas sehingga membahayakan warga.

"Nasib warga dan keberadaan tanah yang didalamnya berongga perlu dipikirkan oleh Pemkot Semarang yang berkoordinasi dengan sejumlah pihak terkait," katanya.

Sampai saat ini, katanya, sejumlah warga yang lantai rumahnya ambles masih trauma dan belum berani kembali ke tempat tinggalnya karena khawatir kejadian berulang.

Berdasarkan keterangan warga, di sekitar lokasi banyak terdapat sumur artesis yang mengakibatkan penurunan dan pengurangan daya dukung tanah sehingga bisa ambles secara mendadak.

"Penggunaan air bawah tanah yang tidak terkontrol dapat menyebabkan penurunan permukaan tanah baik secara langsung maupun sedikit demi sedikit," ujarnya.

Nelwan mengharapkan Pemkot Semarang menyediakan dana cadangan jika sewaktu-waktu terjadi bencana alam di kota setempat sehingga penanganan dan penyaluran bantuan dapat segera kepada korban.

"Prosedur penanganan dan pemberian bantuan kepada korban bencana alam sekarang ini cukup rumit dan memakan waktu lama, padahal korban membutuhkan bantuan secepatnya," ujarnya.

Tanah di bagian depan rumah empat warga yang bernama Akip (38), Baedi (55), Suyono (33), serta Suparwi (32) ambles pada Sabtu (8/1) pukul 22.00 WIB dengan luas kurang lebih 3 x 5 meter dan kedalaman satu meter.

Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa yang terjadi dalam hitungan detik tersebut, namun kerugian empat warga diperkirakan mencapai belasan juta rupiah.

(ANT/S026)

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2011