"Buka saja sekarang kepada publik semua kesepakatan yang dijanjikan Satgas Pemberantasan Mafia Hukum (PMH) terhadap Gayus saat bertemu di Singapura, sesaat sebelum dirinya `ditangkap`," ujarnya kepada ANTARA di Jakarta, Selasa.
Bambang Soesatyo berpendapat, kesaksian ini diperlukan agar publik tahu deal-deal, apa saja yang telah dijanjikan Satgas PMH.
"Termasuk apa saja yang telah direalisasikan dan janji apa belum ditepati," katanya.
Ini penting, sehingga siapa tokoh utama di balik pelesiran Gayus ke luar negeri bisa terungkap tuntas. Dengan begitu, Gayus tidak terus menjadi bulan-bulanan, ujarnya.
Bambang Soesatyo menduga, Satgas PMH menjanjikan banyak "keistimewaan" kepada Gayus Tambunan.
"Pernyataan Gayus yang akan membongkar semua hal terkait kasusnya usai vonis Pengadilan menjadi indikasi kuat," tandasnya.
Bambang Soesatyo juga menilai, pernyataan tersebut merupakan "ancaman" kepada Satgas PMH dan pihak lainnya yang telah mengiming-imingi sesuatu kepada Gayus Tambunan.
"Bukan tidak mungkin pula, Satgas PMH telah menjajikan vonis ringan kepada Gayus, sehingga Gayus mengancam akan membeberkan semua rahasia yang diketahuinya jika vonis yang dijatuhkan Pengadilan dirasa berat," ujarnya lagi.
Bahkan, menurutnya, bukan tidak mungkin pula kasus pelesiran ke Bali dan luar negeri menjadi salah satu "keistimewaan" yang diberikan kepada Gayus Tambunan.
"Pengakuan Gayus tentang adanya `setingan? dari pihak tertentu perlu pula diungkap tuntas. Bagaimana `setingan`-nya, apa tujuan `setingan` dan siapa yang me-`nyeting`, harus segera dibuka kepada publik baik oleh Gayus, Milana ataupun Adnan Buyung Nasution," tegasnya.
Sejak awal pun Bambang Soesatyo menduga kasus Gayus memang di-"seting" untuk menyerang pihak-pihak tertentu.
"Jika benar Gayus peduli dengan pemberantasan korupsi, seperti disebutkan dalam pledoinya, maka tidak ada alasan lagi untuk tidak segera membeberkan semua hal terkait deal-deal yang dijanjikan kepada dirinya," kata Bambang Soesatyo, Anggota Komisi III DPR RI dari Fraksi Partai Golkar ini.
(T.M036/S019/R009)
Pewarta: NON
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2011
