Jakarta (ANTARA News) - Ketika kita menyaksikan pertandingan final leg kedua Piala AFF antara Tim Nasional Indonesia vs Malaysia, skor akhirnya 2-1 untuk Indonesia. Secara skor mungkin kita unggul, namun jika dari perhitungan skor kumulatif, kita kalah dari Malaysia 2 poin.

Sebagai warga Negara yang baik, kita sangat sedih melihat tim kita belum berhasil juara di wilayah Asia Tenggara. Namun perjuangan para pemain kita terlihat sudah sangat optimal, dan hasilnya, tetap saja belum yang kita harapkan.

Terlepas dari faktor teknis dan keberuntungan, semua ini tak lepas dari kepiawaian sang pelatih antara kedua tim ini, yaitu Tim Indonesia VS Tim Malaysia.

Alfred Riedl, pelatih Timnas kita, ternyata kalah cerdik dengan pelatih Malaysia, RajaGobal.

Dimana letak kekalahannya? Seorang coach bisa disamakan dengan jenderal pada suatu peperangan. Sang jenderal lah yang sangat bertanggungjawab terhadap kekalahan pasukan di medan tempur, walau ia tak turun berperang.

Sang jenderal bertanggung jawab terhadap pemilihan strategi perang, pemilihan pasukan, pemilihan waktu penyerangan dan penempatan logistik perang. Jika salah menempatkan, akibatnya fatal.

Alfred Riedl memiliki peran sebagai jenderal pada suatu pertempuran kemarin. Ditangannya lah sebenarnya nasib timnas kita bergantung, karena dia yang paling bertanggungjawab memberi strategi maupun pola pernyerangan.

Pun dibisnis. Jika keberadaan pelatih saja ( dalam suatu bisnis) tidak ada jaminan untuk menang melawan para kompetitor, apalagi suatu bisnis tanpa seorang pelatih bisnis (Coach).

Bisa dibayangkan, seperti apa jadinya bisnis tanpa pelatih. Antara satu divisi dengan divisi lain tak memiliki kekompakan, kurang strategi penyerangan, kurang motivasi, kurang vitalitas dan akibatnya bisnis mengalami kemunduran.

Pelatih dalam bisnis sama fungsinya dengan pelatih dalam dunia olahraga.

Tak ada yang istimewa dari suatu kemenangan, jika atlet itu sudah berkomitmen untuk menang, dan pelatih pun memiliki semangat membangun anak asuhnya.

Di bisnis, atletnya adalah pemilik bisnis, sementara coach adalah mentor yang membantu pemilik bisnis itu mencapai cita-citanya. Alangkah masuk akalnya jika bisnis bisa mencapai tujuan akhir, jika didampingi oleh sang pelatih. Bisnis bisa berjalan tanpa Anda, dan tetap menguntungkan, karena sistimnya sudah jalan.

Coach akan memberi segala bantuan yang diperlukan para pemilik bisnis. Mulai dari bantuan motivasi, strategi, inspirasi hingga bantuan yang bersifat dukungan psikologi.

Tak dapat dipungkiri, peran coach amat sangat mewarnai bisnis yang dilakukan oleh pemilik bisnis, sama seperti pola penyerangan tim sepak dan strategi yang dilakukan tim tersebut.

Jika kita merekrut pelatih yang kurang berkompetensi, maka tim akan kurang berkembang dan kurang berhasil dalam membuka potensi maksimal mereka, namun jika pelatihnya kredibel, bisa dipastikan prestasi dilapangan para anak didik suatu tim tak memalukan.

Bagaimana dengan bisnis Anda di lapangan? Apakah siap melawan competitor diluar sana tanpa pelatih yang professional? Jika jawabannya YA, segera hubungi ActionCOACH untuk mendapatkan konsultasi gratis terbaik kami atau hubungi (021) 290 366 28.

Pewarta: Suryanto
Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2011