Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah belum akan mengubah asumsi ICP minyak dalam APBN 2011 sebesar 80 dolar AS per barel di tengah-tengah tren kenaikan harga minyak dunia yang saat ini mencapai angka di atas 90 dolar AS per barel.

"Kalau asumsi kita lihat setiap tiga bulan, diakhir Maret kita lihat, diakhir Juni kita lihat. Sejauh ini belum ada perubahan asumsi," ujar Menteri Keuangan Agus Martowardojo saat ditemui di Jakarta, Kamis.

Menkeu menyambut baik mengenai prediksi Bank Dunia yang menyatakan asumsi ICP minyak per tahun dapat mencapai angka 85 dolar AS per barel, namun menurut dia asumsi dan kenaikan harga minyak per tahun tidak mencapai angka tersebut.

"Saya berkeyakinan harga minyak akan naik tapi tidak akan terlalu tinggi sekali. Untuk itu, saya sambut baik prediksi Bank Dunia," ujarnya.

Sementara mengenai lifting minyak 2011 yang ditetapkan 970 ribu bph, Menkeu mengatakan target tersebut bisa dicapai pada akhir tahun walaupun target 2010 tidak tercapai karena adanya kebocoran pipa gas PT Trans Gas Indonesia di Riau.

Dalam APBN-P 2010, pemerintah menargetkan lifting minyak mencapai 965 ribu bph, namun realisasi hanya mencapai 954 ribu bph.

Menurut Menkeu, salah satu upaya untuk mencapai target lifting minyak tersebut adalah dengan perbaikan koordinasi antar kementerian terkait.

"Kita berusaha 2011 lifting minyak tercapai. Tadi kita berdiskusi semua aspek kita bicarakan, termasuk aspek koordinasi antar kementerian (agar menjadi) lebih baik, bagaimana isu terkait UU pelayaran cabotage bisa selesai, bagaimana lahan terkait kondisi hutan, juga bagaimana koordinasi dengan Kemenkeu," ujarnya.(*)
(T.S034/S019/R009)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2011