Kendari (ANTARA News) - Dari 986 kasus penyakit demam berdarah dengue (DBD) di Sulawesi Tenggara pada 2010, 13 penderitanya meninggal dunia, kata Kepala Dinas Kesehatan provinsi itu Amin Yohanis, Jumat.

Menurut Amin Yohanis, penderita DBD tersebut tersebar di delapan dari 12 kabupaten/kota yang ada di Sultra, yakni di Kota Kendari dan Baubaru, Kabupaten Konawe, Konawe Selatan, Muna, Kolaka, Bombana dan Kabupaten Kolaka Utara.

"Penderita DBD yang paling banyak terjadi di Kota Kendari, yakni 466 penderita dan empat orang meninggal dunia, menyusul Kabupaten Kolaka sebanyak 132 kasus dengan lima penderita meninggal dunia," katanya.

Amin menyebutkan, di Kabupaten Bombana tercatat 127 kasus, tetapi tidak ada yang meninggal dunia. Konawe 84 kasus, seorang meninggal, Konawe Selatan 88 kasus, tidak ada yang meninggal, Muna 36 kasus dengan orang meninggal, Kolaka Utara 35 kasus satu orang meninggal dan Baubau 18 kasus dan tidak ada yang meninggal.

Menurutnya, kasus DBD di Sultra tahun lalu paling mewabah pada tri wulan I yakni Janauri 2010 sebanyak 305 kasus dengan enam orang meninggal, Februari 2010 442 kasus empat meninggal dunia dan Maret 2010 204 kasus satu meninggal.

"Selanjutnya pada April terdapat 25 kasus DBD, Mei dua kasus, Juni dua kasus, Juli tidak ada. Untuk Agustus tiga kasus, September satu kasus, sedangkan Oktober, November dan Desember 2010 tidak ada kasus DBD yang terjadi," ungkapnya.

Ia menjelaskan, tingginya kasus DBD pada triwulan pertama tersebut karena saat itu terhadi peralihan musim, sehingga diharapkan warga Sultra mewaspadai akan terjangkitnya apenyakit DBD di awal-awal tahun ini.

"Kami harapkan warga tetap waspadai terjadinya DBD, dan bisa menerapkan pola hidup bersih dan sehat, karena DBD ini bisa terjangkit karena lingkungan yang tidak bersih banyak terdapat genangan air yang merupakan tempat berkembangnya jentik nyamuk," katanya.

(A056/P004/S026)

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2011