Jakarta (ANTARA) - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mulai mewaspadai keadaan fiskal Amerika Serikat (AS) termasuk mengenai debt ceiling atau batas utang pemerintah negara tersebut yang melonjak tinggi.

“Ini faktor yang harus terus di waspadai,” katanya dalam CIMB Niaga Forum Indonesia Bangkit di Jakarta, Rabu.

Sri Mulyani juga mewaspadai potensi terjadinya pengetatan kebijakan moneter atau tapering off dari Federal Reserve (The Fed) serta krisis yang sedang dialami oleh raksasa properti di China yaitu Evergrande.

Menurutnya, berbagai krisis tersebut akan memberikan dampak besar terhadap ekonomi global termasuk dalam upaya pemulihan dari dampak COVID-19.

Ia menegaskan pemerintah akan terus menjaga pemulihan ekonomi domestik sekaligus melihat perkembangan krisis itu mengingat sifatnya yang sangat dinamis.

“Sambil melihat dan menjaga pemulihan ekonomi domestik kita, kita tidak lengah terhadap perubahan global yang sangat dinamis. Saat ini maupun 2022,” tegasnya.

Ia menjelaskan fokus pemerintah melalui anggaran tahun depan adalah untuk sektor prioritas seperti sektor kesehatan, reformasi pendidikan, hingga jaminan sosial.

“Kita akan lakukan belanja yang semakin efisien dan transfer ke daerah yang semakin berkualitas,” ujarnya.

Baca juga: Bank Mandiri: Indikator makro RI akan tahan dampak tapering Fed
Baca juga: Menkeu: Stimulus negara maju dorong pemulihan global
Baca juga: IMF serukan tindakan segera atasi pemulihan "dua jalur" yang memburuk

Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Faisal Yunianto
COPYRIGHT © ANTARA 2021