Menurut Wardiyatmo, hubungan budaya Indonesia-Suriname dimulai sejak 120 tahun lalu, di mana imigran pertama dari pulau Jawa menjajakkan kaki ke tanah Suriname. "Keturunan Jawa di Suriname kini tumbuh menjadi kelompok yang berpengaruh baik di pemerintahan maupun di masyarakat. Fakta ini menginspirasi kita mengenai adanya hubungan kebudayaan yang kuat antara Indonesia dan Suriname," kata Wardiyatmo.
Untuk meningkatkan hubungan bilateral tersebut, Kemenbudpar mengirimkan delegasi kebudayaan ke acara promosi terpadu Indo Fair di Suriname pada September 2010. Bersamaan dengan diadakan kegiatan tersebut, Kemenbudpar dan Kementerian Pendidikan dan Pengembangan Masyarakat Suriname menandatangani pengaturan program pertukaran kebudayaan 2011-2013. Salah satu tindak lanjut dari pengaturan tersebut adalah penandatanganan Sampul Peringatan 35 Tahun Hubungan Bilateral antara RI dan Suriname.
Dubes Angelic Caroline menyatakan, penandatangan sampul pertama mengukuhkan hubungan mutualisme RI-Suriname. "Hubungan bilateral antara RI-Suriname akan membawa pesan adanya kesamaan sejarah, "kata Angelic Calorine.
Menurut Prayono Atiyanto, Direktur Amerika Selatan dan Karibia, Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) hubungan bilateral RI-Suriname berkembang ke berbagai sektor di antaranya ekonomi dan perdagangan, yang dalam beberapa tahun terakhir ini menunjukkan peningkatan signifikan. "Nilai perdagangan Indonesia dengan Suriname mencapai US$ 4,3 juta. Indonesia mengalami surplus," kata Prayono.
Sekjen Wardiyatmo mengharapkan kerja sama antara Indonesia-Suriname terus berkemang di berbagai tingkatan, bukan hanya di tingkat antar Pemerintah (G to G) tetapi juga hubungan antar masyarakat (P to P) dalam artian yang luas.
Untuk keterangan lebih lanjut silakan menghubungi Ka.Pusformas Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata
Pewarta: NON
Editor: PR Wire
COPYRIGHT © ANTARA 2011