Jakarta (ANTARA News) - Proyek "green tourism" berupa efisiensi energi untuk pariwisata berkelanjutan di Pangandaran dinilai UN-WTO lebih sukses ketimbang program serupa di Thailand.

"Proyek efisiensi energi untuk pariwisata berkelanjutan yang dilakukan di Pangandaran lebih berhasil ketimbang di Thailand karena beberapa sebab," kata Coordinator Consulting Unit on Tourism and Biodiversity UN-WTO, Jurgen Nauber, kepada ANTARA di Jakarta, Rabu.

Menurutnya, masyarakat dan seluruh pemangku kepentingan di Pangandaran, Jawa Barat, telah lebih dahulu siap menerima proyek pariwisata berkelanjutan dari UN-World Tourism Organization (WTO) pasca-bencana tsunami 2006.

Kesiapsediaan itu, kata Nauber, membentuk struktur sosial sangat efektif untuk kemajuan pariwisata di Pangandaran.

"Ada perbedaan yang signifikan antara kontribusi masyarakat lokal di Pangandaran dengan Thailand," katanya.

Di Pangandaran, keterlibatan dan kontribusi masyarakat terhadap pembangunan pariwisata daerahnya lebih besar.

"Komunitas lokal dan pemangku kepentingan bekerjasama untuk terlibat dalam proyek pembangunan pariwisata berkelanjutan di Pangandaran," katanya.

Nauber berpendapat, struktur yang membentuk kesiapan dan ketersediaan masyarakat merupakan hal terpenting dalam rangka percepatan pembangunan pariwisata suatu daerah.

UN-WTO membantu proyek "green tourism" berupa efisiensi energi untuk pariwisata berkelanjutan di Pangandaran senilai Rp16,9 miliar yang merupakan program lanjutan dari proyek serupa pada 2006 pascatsunami.

Jerman menjadi negara donor dari program yang diterapkan di Indonesia dan Thailand tersebut. (*)

H016/M012

Editor: Jafar M Sidik
COPYRIGHT © ANTARA 2011