London (ANTARA News/AFP) - Harga minyak naik Rabu didorong oleh meningkatnya optimisme terhadap ekonomi Amerika Serikat, konsumen minyak mentah terbesar di dunia, kata para pedagang.

Di London, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Maret naik 1,26 dolar AS menjadi 96,51 dolar AS per barel dalam transaksi siang hari, ketika para pedagang sedang menantikan pengumuman data cadangan energi AS dan hasil pertemuan bank sentral AS (Federal Reserve) mengenai tingkat suku bunga.

Kontrak utama di New York, minyak mentah light sweet untuk pengiriman Maret, naik 66 sen menjadi 86,85 dolar per barel.

"Harga minyak mentah naik kembali, didukung oleh meningkatnya optimisme terhadap kondisi ekonomi AS, setelah Presiden Obama mengusulkan pemotongan pajak perusahaan," kata Myrto Sokou, seorang analis di perusahaan pialang, Sucden.

"Hari ini, investor akan melihat data penjualan rumah baru AS dan keputusan soal suku bunga, serta laporan mingguan data cadangan minyak, sebagai bahan acuan untuk menentukan tingkat persediaan minyak dan permintaan minyak," tambahnya.

Presiden AS Barack Obama dalam pidato kenegaraan Selasa meminta untuk menekan belanja federal.

Mengenai utang AS yang mebengkak, Obama berjanji melakukan reformasi menyeluruh di pemerintaha, namun mendesak anggota parlemen agar berhati-hati dalam menangani masalah belanja negara.

Harga Minyak turun pada hari Selasa setelah data ekonomi yang mengecewakan di AS dan Inggris yang megarah pada kekhawatiran perlambatan permintaan energi.

Data resmi menunjukkan bahwa ekonomi Inggris menyusut sebesar 0,5 persen pada kuartal keempat tahun 2010, yang sebelumnya diperkirakan akan mengalami ekspansi 0,4 persen.

Pedagang juga mengamati berita bahwa harga rumah AS turun pada bulan November, yakni penurunan untuk bulan kelima berturut-turut, menurut indeks Standard & Poor/Case-Shiller.

Harga juga turun pada hari Senin setelah gembong OPEC Arab Saudi mengatakan kartel minyak itu dapat menambah produksi minyak mentah untuk memenuhi peningkatan permintaan tahun ini.

Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dapat meningkatkan produksi untuk memenuhi peningkatan permintaan sebesar dua persen selama 2011, kata Menteri Perminyakan Saudi, Ali al-Naimi.

Dia menambahkan bahwa ia memperkirakan harga minyak rata-rata berada di sekitar level tahun lalu sebesar 80 dolar AS per barel sempat mengalami lonjakan baru-baru hingga mendekati 100 dolar AS per barrel di London.

Pada hari Rabu, pimpinan raksasa minyak Perancis, Total mengatakan bahwa harga minyak sebesar 100 dolar AS per barel merupakan "kesalahan" bagi pasar.

"Bergerak melampaui 100 dolar pada hari ini merupakan kesalahan. Itu terlalu tinggi, terlalu cepat," kata Christophe de Margerie kepada wartawan di sela-sela Forum Ekonomi Dunia di Davos, setelah pelaksanaan forum energi di sebuah resor di pegunungan Swiss.

Setelah sempat mendekati 100 dolar AS per barel awal bulan ini, harga minyak turun kembali di tengah gejolak meningkatnya permintaan energi global.(*)

(Uu.B012/S025)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2011