Denpasar (ANTARA News) - Tambahan bantuan dana dari pemerintah Australia untuk rumah Sakit Indera di Provinsi Bali diusulkan untuk pengadaan sejumlah alat-alat medis dan meningkatkan sumber daya manusia (SDM) untuk memperlancar pelayanan masyarakat setempat maupun wisatawan dalam menikmati liburan di Pulau Dewata.

"Penggunaan tambahan bantuan itu diusulkan untuk penyempurnakan peralatan dan SDM kepada Gubernur Bali," kata Direktur RS Indera Provinsi Bali, dr Pande Sri Joni, di Denpasar, Kamis.

Ia mengatakan, pemerintah Australia memberikan bantuan tambahan sebesar tiga juta dolar Australia dari tujuh juta dolar menjadi sepuluh juta dolar Australia, termasuk pembangunan gedung dan fasilitas pendukung sejak tahun 2007.

"Bantuan tambahan dana 2011 itu diusulkan untuk pengadaan peralatan, mengingat pelayanan kepada masyarakat, khususnya yang menderita katarak meningkat tajam dari rata-rata 1.000 menjadi 2.000 orang setiap tahunnya," ujar Sri Joni.

Selain peralatan, ia mengemukakan, bantuan dari Australia juga dialokasikan untuk peningkatan SDM, baik dokter maupun paramedis, yang dinilai sangat mendesak. Dalam hal ini, ia mengharapkan, ada instruktur media Australia bisa datang ke Bali untuk memberikan pelatihan kepada perawat dan dokter Rumah Sakit Indera.

"Instruktur dari Australia dinilai lebih baik datang ke Bali karena bisa memberikan pelatihan kepada banyak dokter dan perawat, dibanding dokter dan perawat dari Bali ke Austrralia yang jumlahnya sangat terbatas," tutur dr Sri Joni.

Pihaknya juga mendapat bantuan dua mobil poliklinik keliling, sehingga bisa melakukan operasi katarak di daerah pedesaan yang telah dijadwalkan secara massal.

Oleh sebab itu, lima dokter ahli mata jadwalnya harus diatur untuk melayani dua poliklinik keliling juga operasi di RS Indera, yang setiap harinya melakukan operasi terhadap delapan hingga sepuluh pasien, selain melayani pemeriksaan dan perawatan 50 hingga 60 pasien.

Rumah Sakit Indera menangani penyakit mata, kulit serta tenggorokan hidung dan telinga (THT). Pelayanan penyakit kulit dan THT dilakukan di kawasan Balun, pinggiran Denpasar, sementara pelayanan penyakit mata dilakukan tersendiri di jantung kota Denpasar.

Sri Joni menambahkan, penderita katarak di Bali diperkirakan mencapai 50.000 orang dan jumlah itu setiap tahun diperkirakan meningkat 0,1 persen.

Meningkatnya penderita katarak selain akibat faktor usia juga sangat dipengaruhi oleh faktor gizi yang dikonsumsi, cuaca, penyakit kencing manis dan papasan sinar matahari, katanya menambahkan.
(ANT/P003)

Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2011