Khartoum (ANTARA News/Reuters) - Militer Sudan membom posisi gerilyawan di Darfur dan kemudian mengepung serta mengancam membakar sebuah kamp pengungsi dan pangkalan pasukan penjaga perdamaian yang berdekatan, kata misi gabungan PBB-Uni Afrika, Kamis.

Peristiwa itu terjadi ketika utusan Washington untuk PBB Susan Rice mengecam Khartoum karena menghalangi tugas pasukan perdamaian dan mengatakan, pasukan internasional perlu mengambil sikap lebih agresif di kawasan itu.

Pasukan gabungan yang dikenal sebagai UNAMID itu pada Rabu mengirim satu misi untuk menyelidiki lokasi pertempuran terakhir antara pasukan pemerintah dan gerilyawan di dekat kota Thabit, Darfur utara, kata misi itu dalam sebuah pernyataan Kamis.

"Misi pembuktian itu... tidak bisa terselesaikan kemarin (Rabu) setelah pemboman udara dilakukan lagi di daerah tersebut," kata pernyataan itu.

Juru bicara UNAMID Kemal Saiki mengkonfirmasi pemboman dilakukan oleh "pasukan udara Angkatan Bersenjata Sudan (SAF)".

Rabu malam, kelompok 200 prajurit Sudan dengan 40 kendaraan tiba di kamp UNAMID di daerah berdekatan Shangil Tobay, tambah UNAMID dalam pernyataan itu.

"Pasukan itu mengepung pintu keluar lokasi tim serta kamp sementara berdekatan, yang menjadi tempat tinggal ribuan orang sipil yang mengungsi akibat bentrokan-bentrokan Desember 2010," katanya.

Militer Sudan menangkap empat pengungsi di kamp itu, kata UNAMID.

"Komandan SAF di lokasi kejadian... kemudian mengancam akan membakar kamp sementara itu dan lokasi tim UNAMID, jika pasukan penjaga perdamaian itu terus campur tangan," katanya.

Rabu, Dewan Keamanan PBB membahas masalah Sudan di tengah meningkatnya kekhawatiran mengenai bentrokan antara pasukan pemerintah dan gerilyawan Darfur akhir-akhir ini.

Gerilyawan menyatakan, mereka menembak jatuh sebuah helikopter tempur militer dalam satu bentrokan di Darfur utara pekan ini yang menewaskan puluhan orang. Lebih dari 43.000 orang mengungsi akibat pertempuran sejak Desember, kata beberapa pejabat PBB.

"Kami sangat khawatir atas kekerasan baru itu," kata Ibrahim Gambari, utusan PBB-Uni Afrika di Darfur, kepada Dewan Keamanan PBB.

Ia menyoroti hubungan yang "memburuk" antara pemerintah Sudan dan Minni Minnawi, satu-satunya pemimpin gerilya yang menandatangani perjanjian perdamaian Darfur 2006 namun berselisih dengan Khartoum bulan lalu.

Dalam sebuah laporan yang diterbitkan, Senin, Sekretaris Jendral PBB Ban Ki-moon juga mengungkapkan kekhawatiran atas peningkatan pertempuran antara gerilyawan dan pasukan pemerintah di wilayah konflik Darfur, Sudan barat.

Ban mengatakan, ia terutama khawatir mengenai pertempuran antara pasukan pemerintah dan kelompok gerilya Gerakan Keadilan dan Persamaan Hak (JEM) serta Tentara Pembebasan Sudan (SLA) yang setia pada Minni Minnawi.

Pekan lalu militer Sudan menyatakan, pasukan pemerintah bentrok dengan gerilyawan JEM dan SLA Minnawi dalam pertempuran empat jam yang menewaskan 21 orang.

JEM dan SLA mengangkat senjata melawan pemerintah Sudan di Darfur pada 2003 dengan menuduh mereka mengabaikan wilayah barat Sudan yang terpencil itu.

Serangkaian gencatan senjata dan perjanjian telah gagal menghentikan pertempuran di kawasan itu. JEM bergabung dalam perundingan perdamaian Darfur pada Desember lalu, tujuh bulan setelah mereka menghentikan negosiasi.

Meski UNAMID hampir menyelesaikan penempatan pasukan dengan mandat penuh 26.000 prajurit dan polisi, Ban mengeluh bahwa Sudan menghambat masalah visa bagi polisi dan personel yang tidak berbicara bahasa Arab.

"UNAMID telah membuat kemajuan dalam penempatan pasukan namun mengalami kesulitan memperoleh visa bagi stafnya," katanya. "Orang-orang yang paling penting bagi misi itu harus diberi visa dengan prioritas segera."

PBB mengatakan, lebih dari 300.000 orang tewas sejak konflik meletus di wilayah Darfur pada 2003, ketika pemberontak etnik minoritas mengangkat senjata melawan pemerintah yang didominasi orang Arab untuk menuntut pembagian lebih besar atas sumber-sumber daya dan kekuasaan. Pemerintah Khartoum menyebut jumlah kematian hanya 10.000. (M014/K004)

Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2011