Boy finis pertama di balapan sepanjang 20 putaran itu sedangkan Gupita menjaga jaraknya di P7.
Di nomor beregu, masing-masing tim diwakili oleh dua pebalap. Pebalap yang finis pertama akan mendapat satu poin, runner-up mendapat dua poin dan seterusnya.
Urutan peringkat di kelas beregu ditentukan oleh jumlah poin terkecil dari kedua pebalap yang dimiliki tim.
Baca juga: Jadwal road race PON Papua: tuan rumah amankan pole dua kelas
Kelas modifikasi diperuntukkan bagi pebalap usia 20 tahun ke atas meskipun menggunakan spesifikasi motor yang sama yaitu Yamaha MX-King 150cc untuk kelas standar bagi usia 10-20 tahun.
Boy dan Gupita, yang merupakan wildcard tim Papua B, memiliki akumulasi poin terkecil yaitu delapan sehingga berhak naik podium teratas dan mempersembahkan emas pertama bagi Papua di balap motor.
Sementara itu medali perak jatuh ke tangan tim Jawa Barat setelah Wawan Wello dan Rio Adrianto finis P4 dan P8 dengan total 12 poin.
Baca juga: Pebalap tuan rumah Fahmi Basam amankan pole standar beregu PON Papua
Medali perunggu direbut Jawa Tengah lewat Muhammad Erfin Firmansyah dan Reza Hanum Subentra yang finis P5 dan P9.
Kontingen Papua memiliki keuntungan sebagai tuan rumah dan berhak menurunkan dua tim yaitu Papua A dan Papua B.
Papua A diperkuat pebalap Ahwin Sanjaya dan Syahrul Amin.
"Alhamdulillah ini keuntungan kami sebagai tuan rumah, kami dapat free practice duluan, kami dapat mengenal sirkuit duluan dan dapat grup a dan grup b," kata Boy.
"Semua berjalan sesuai ekspektasi. Strateginys yang pasti kami melihat keadaan pada lap-lap awal siapa yang bisa lepas di depan dan siapa yang bisa 'backup' di belakang.
"Juga tertolong semua teman-teman," kata Boy.
Pelatih tim roadrace Papua M. Fadli Imammudin terkejut dengan penampilan tim B yang sebenarnya tidak terlalu dominan.
"Saya optimis walaupun mereka tidak dominan dari mulai latihan tapi saya yakin mereka kompak dan kekompakan inilah yang bisa membawa mereka mendapatkan emas," kata Fadli.
Baca juga: DKI Jakarta incar emas di semua kelas bermotor PON Papua
Pewarta: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Editor: Teguh Handoko
Copyright © ANTARA 2021