Washington (ANTARA News/AFP) - Presiden Amerika Serikat Barack Obama, Sabtu WIB, mengimbau  keamanan Mesir tidak menggunakan kekerasan terhadap para pemrotes, dalam percakapan telepon 30 menit dengan Presiden Hosni Mubarak.

Peringatannya itu diucapkan saat AS memperkuat tekanannya terhadap pemerintah Mubarak dan mengatakan AS akan meninjau kembali bantuan miliaran dolar kepada Mesir sesuai dengan tindakan pasukan keamanan.

Obama mengimbau Mubarak mengambil langkah-langkah konkret bagi reformasi politik dan mengatakan ia harus mengubah "momen rawan" menjadi "momen yang menjanjikan" sehari setelah terjadi protes-protes di kota-kota Mesir yang menewaskan 27 pemrotes.

"Saya mengimbau dengan tegas agar pihak berwenang Mesir menahan diri untuk tidak melakukan tindakan kekerasan terhadap para pemerotes yang damai," kata Obama.

"Rakyat Mesir memiliki hak-hak universal. Itu termasuk hak pertemuan yang damai dan berorganisasi. Hak untuk bebas berbicara dan kemampuan untuk menentukan nasib mereka sendiri."

Obama mengatakan ia berbicara dengan Mubarak setelah presiden Mesir itu dalam satu pidatonya yang disiarkan media , di mana ia tidak memberikan tanda-tanda akan mundur, tetapi berjanji akan memajukan demokrasi dan kesempatan ekonomi yang lebih banyak.

"Saya mengemukakan kepada dia bahwa dia harus bertanggungjwab apa yang diucapkannya, kata Obama dalam sebuah pernyataan di Gedung Putih.

Mesir adalah negara yang memperoleh bantuan asing AS terbanyak kedua, rata-rata dua miliar dolar setiap tahun jadi tampaknya itu dapat dijadikan satu faktor penting bagi Amerika untuk menggunakan pengaruhnya.

"Kami akan meninjau kembali jumlah bantuan kami sesuai dengan perkembangan situasi dalam hari-hari mendatang," kata juru bicara Gedung Putih Robert Gibbs.

"Kami mengamati dengan seksama tindakan-tindakan pemerintah, polisi, pasukan keamanan dan semua pihak di kalangan militer," kata Gibbs.

Sekarang, bantuan militer AS kepada Mesir rata-rata 1,3 miliar dolar setiap tahun , sebagian besar digunakan untuk memoderisasi

sistem senjata , kata satu laporan Badan Riset Kongres AS.

Tindakan pemerintah Mesir yang belum pernah terjadi sebelumnya pemutusan akses Internet juga dikecam Washington dan dari kelompok-kelompok raksasa jejaring sosial.

Obama dan menlu Hillary Clinton menyerukan pemerintah Kairo memulihkan laman-laman internet dan jejaring sosial.(*)

H-RN/H-AK

Editor: Jafar M Sidik
COPYRIGHT © ANTARA 2011