Kepala Badan Penanggulangan Bencana dan Perlindungan Masyarakat (BPB Linmas) Kota Surabaya Irvan Widyanto di Surabaya, Rabu, mengatakan pemkot memberikan alternatif lain mengenai kewajiban karantina selama lima hari bagi atlet dan ofisial usai mengikuti PON Papua.
"Jadi, tempat karantina tidak lagi ditempatkan di lokasi khusus yang difasilitasi Pemkot Surabaya, tapi melakukan karantina mandiri di rumah masing-masing atau tempat lain secara disiplin selama lima hari," katanya.
Untuk itu, lanjut Irvan, pada hari keempat karantina, para atlet dan ofisial diharuskan melakukan tes swab PCR di puskesmas dan melaporkan kedatangannya kepada RT/RW setempat sesuai domisili masing-masing.
Alternatif lainnya, atlet dan ofisial yang baru dari PON Papua tetap menjalani karantina di tempat yang difasilitasi Pemkot Surabaya dan pada hari keempat melakukan tes swab PCR.
Menurut Irvan, kebijakan ini diberlakukan untuk memberikan perlindungan kesehatan bagi atlet, ofisial, keluarga, dan lingkungan masing-masing.
Irvan mengatakan dengan adanya alternatif kebijakan ini, surat edaran dengan nomor 443.2/13174/436.8.4/2021 tanggal 4 Oktober 2021 tentang Pelaksanaan Karantina Bagi Atlet dan/atau Ofisial PON XX Papua dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Meski demikian, Irvan mengatakan bahwa kebijakan yang dibuat itu semata-mata untuk memperhatikan kesehatan para atlet yang telah berlaga di ajang PON XX Papua.
Untuk itu, ia meminta kepada masyarakat untuk tidak menafsirkan dengan cara negatif tentang kebijakan yang dikeluarkan Pemkot Surabaya.
Ketua Harian KONI Jawa Timur M. Nabil sebelumnya mempertanyakan surat yang dikeluarkan oleh BPB Linmas Kota Surabaya terkait kewajiban karantina selama lima hari bagi atlet dan official usai mengikuti PON XX Papua.
Menurut Nabil, para atlet maupun ofisial yang berangkat ke PON XX Papua itu sudah melakukan pemeriksaan kesehatan sehingga tak perlu lagi melakukan karantina.
"Pemkot Surabaya seharusnya mempertimbangkan kebijakannya, karena sebelum berangkat atlet Jatim sudah swab PCR. Saat mau tanding di-swab antigen. Menjelang kepulangan harus swab PCR lagi," kata Nabil.
Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Didik Kusbiantoro
Copyright © ANTARA 2021