Jakarta (ANTARA News) - Tim pendahulu evakuasi warga negara Indonesia yang berada di negara bergolak, Mesir, akan berangkat Senin malam (31/1).

"Kami bermaksud mengirim tim advance (pendahulu-red), dan tim ini akan berangkat nanti malam," kata Hassan Wirajuda ketika ditemui di Kantor Presiden, Jakarta, Senin.

Hassan menegaskan bahwa pihaknya memberikan toleransi keberangkatan tim hingga Selasa (1/2) dini hari, sekitar pukul 03.00 WIB.

Tim pendahulu akan mengatur segala sesuatu untuk mengawali tahap awal evakuasi ribuan warga negara Indonesia yang berada di Mesir.

Prioritas evakuasi tahap awal ini adalah anak-anak dan perempuan yang jumlahnya mencapai sekitar 1.200 orang. Namun demikian, jumlah ini bisa berubah sesuai dengan perkembangan situasi di Mesir.

Hassan menjelaskan, pemerintah menyediakan tiga pesawat untuk evakuasi tahap awal itu. Ketiga pesawat itu berasal dari maskapai Garuda Indonesia, Lion Air, dan Sriwijaya Air.

Menurut dia, pesawat itu juga akan mengangkut berbagai jenis logistik untuk memenuhi kebutuhan hidup warga negara Indonesia yang masih berada di Mesir.

Hassan menjelaskan, pemerintah menetapkan Nasr City sebagai titik temu sebelum evakuasi. Salah satu distrik di Mesir itu dipilih karena relatif dekat dengan tempat berkumpulnya warga negara Indonesia.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa menegaskan, pesawat sudah siap berangkat untuk mengangkut warga negara Indonesia yang berada di Mesir.

Namun, pemerintah Indonesia masih harus berkoordinasi dengan pemerintah Mesir untuk keperluan izin mendarat bagi pesawat Indonesia.

Menurut Marty, keputusan pemerintah untuk melakukan evakuasi udara berdasarkan situasi di Mesir yang sudah sangat membahayakan.

Dia menegaskan, otoritas keamanan di Mesir saat ini adalah tentara, bukan lagi polisi. Bahkan, katanya, pos polisi di dekat Kedutaan Besar Indonesia di Mesir sudah dihancurkan oleh para pengunjuk rasa.

Data terakhir Kementerian Luar Negeri menyebutkan, warga negara Indonesia yang berada di Mesir sebanyak 6.149 orang, terdiri dari 4.297 mahasiswa, 1.002 tenaga kerja, dan staf KBRI serta keluarganya. Saat ini, mereka membangun komunikasi di 20 posko.

(F008/S026)

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2011