Jakarta, 1/2 (ANTARA) - Indonesia dan India sepakat untuk bertukar pengalaman di bidang perikanan budidaya, perikanan tangkap, pengolahan produk perikanan, serta dalam penyebarluasan data informasi cuaca bagi nelayan Indonesia. Kesepakatan tersebut tertuang dalam perpanjangan nota kesepahaman kerja sama kelautan dan perikanan RI - India yang ditandatangani bersama antara Presiden RI dan Perdana Menteri India pada tangal 25 Januri 2011 kemarin, demikian diungkapkan  Menteri Kelautan dan Perikanan, Fadel Muhammad, dalam jumpa pers yang digelar di Kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) hari ini (31/01).

     Sebelumnya pada tanggal 24 januari 2011, Fadel dalam pertemuan dengan Minister of Earth Sciences Republic of India, Pawan Kumar Bansal, menyepakati sikapkedua negara dalam merespon perubahan iklim. Indonesia dan India lewat Kementerian Kelautan dan Perikanan dan "Ministry of Earth Sciences" juga menyepakati perlunya penelitian lebih lanjut terhadap peran laut didalam perubahan iklim global. Menurut Fadel, kerjasama kedua negara dalam penelitian dan pengembangan di bidang kelautan meliputi "marine productivity, marine ecosystem health research and monitoring, climate change joint research and observation, "marine resources management and applications." Selain itu kerjasama juga dilakukan di bidang "coastal and environmental engineering, "serta "hatchery production of Marine ornamental Fishes."

     India merupakan salah satu Negara berpenduduk terbesar di dunia sehingga merupakan pasar potensial produk perikanan Indonesia tegas Fadel. Untuk itu, Indonesia akan meningkatkan kerjasama dalam industri pengolahan tuna. Selain itu, India meminta Indonesia untuk melakukan transfer teknologi budidaya ikan laut. Disamping itu, India juga berencana untuk melakukan investasi pengolahan rumput laut di Luwuk dan Banggai, Propinsi Sulawesi Tengah.

     Usai melakukan kunjungan kerja ke India, Fadel juga melakuan lawatan ke Sri Lanka. Dalam pertemuan dengan Menteri Perikanan dan Sumberdaya Perairan Sri Lanka, Dr Rajitha Seranatne, dibahas mengenai pentingnya kerjasama kedua negara di sektor kelautan dan perikanan. Sri Lanka juga meminta Indonesia untuk melakukan kerjasama dalam mengelola sumberdaya perikanan di Samudera Hindia dan mengembangkan budidaya perikanan di daerah pantai, khususnya untuk jenis timun laut, rumput laut dan ikan bersirip. Menanggapi permintaan tersebut Fadel mengatakan, sudah sepantasnya negara-negara yang berbatasan dengan Samudera Hindia untuk bekerja sama mengelola sumberdaya kelautan dan perikanan didalamnya. Selanjutnya, Indonesia menekankan perlunya upaya penanggulangan "Illegal, Unregulated and Unreported" (IUU) "Fishing" guna mendukung upaya pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan secara bijaksana dan berkelanjutan, terutama di Samudera Hindia.

     Indonesia dan Sri Lanka juga sepakat untuk mengembangkan kerja sama perdagangan di sektor kelautan dan perikanan melalui pengembangan kapasitas dan kerjasama teknis perikanan budidaya. Sebagai tindak lanjut pertemuan, kedua belah pihak akan membahas lebih lanjut penyusunan nota kesepahaman kerja sama kelautan dan perikanan yang direncanakan untuk ditandatangani pada pertengahan tahun 2011. Kedua belah pihak juga sepakat untuk melakukan pertemuan dalam kerangka forum pelaku bisnis dan pengusaha sektor kelautan dan perikanan RI- Sri Lanka.

     Mengakhiri kunjungan kerjanya di luar negeri, Fadel mengunjungi Maladewa.Dalam pertemuan dengan Menteri Perikanan dan Pertanian Republik Maladewa,Dr. Aminath Jameel di Male, terungkap keinginan Maladewa untuk bekerja sama dengan Indonesia di bidang budidaya ikan laut dan perikananan tangkap, khususnya di bidang tuna "long line." Dalam kesempatan tersebut, Fadel manyampaikan keinginan Indonesia untuk bekerja sama dan bertukar informasi mengenai kebijakan dan pengalaman Maladewa dalam pengelolaan pulau-pulau kecil di wilayahnya. Kedua belah pihak sepakat untuk menindaklanjuti dengan menandatangani "Letter of Intent" yang ditandatangani oleh Menteri Kelautan dan Perikanan RI dengan Menteri Perikanan dan Pertanian Maladewa pada bulan Maret mendatang.

     Kunjungan Fadel di Maladewa diakhiri pertemuan dengan Presiden Republik Maladewa, Mohamed Nasheed. Dalam kunjungan tersebut Fadel menyampaikan kebijakan kelautan dan perikanan KKP, kemampuan dan prestasi KKP dibidang perikanan budidaya serta industri perikanan yang ada di Indonesia. Fadel juga menyampaikan minat pengusaha kelautan dan perikanan Indonesia untuk berinvestasi di Maladewa.

     Untuk keterangan lebih lanjut, silakan menghubungi Dr. Yulistyo Mudho, M.Sc., Kepala Pusat Data Statistik dan Informasi (HP.0811836967), Komunikasi Publik Kementerian Kelautan dan Perikanan


Pewarta: Djoko Sumarseno
Editor: PR Wire
COPYRIGHT © ANTARA 2011