Singapura (ANTARA News) - Harga minyak dunia tetap berada di atas 100 dolar Amerika Serikat per barel di perdagangan Asia pada Selasa. Harga tersebut  di tengah kekhawatiran bahwa meningkatnya gejolak di Mesir akan mengganggu aliran pasokan melalui Terusan Suez.

Harga barel melewati ambang batas psikologis semalam tadi, untuk pertama kalinya  sejak krisis ekonomi 2008.

Mesir bukan merupakan produsen minyak utama, tetapi di negara itu terletak Terusan Suez yang sangat penting, yang membawa sekitar 2,4 juta barel minyak per hari -- kira-kira setara dengan produksi harian Irak atau Brazil.

Kontrak utama New York, minyak mentah Light Sweet untuk pengiriman Maret, turun 20 sen pada 91,99 dolar per barel di perdagangan sore.

Minyak mentah Brent North Sea untuk Maret turun 50 sen menjadi 100,51 dolar setelah menyentuh 101,73 dolar semalam, tingkat tertinggi sejak Oktober 2008.

Harga minyak merosot di awal perdagangan Asia karena pedagang menguangkan keuntungan mereka, kata Ong Yi Ling, analis investasi pada Phillip Futures di Singapura.

"Salah satu faktor mungkin profit taking, karena kita berada di tertinggi 27-bulan," kata dia kepada AFP, seraya menambahkan bahwa penurunan yang terjadi mungkin  hanya sementara karena krisis politik Mesir  terus berlarut-larut.

"Untuk Brent, masih bisa  naik lagi ... jika ketegangan terus berlangsung, ini mendorong harga minyak," katanya

Kenaikan di pasar minyak mentah akhirnya akan dibatasi oleh "banyak pihak yang khawatir bahwa harga tinggi dapat membentuk suatu ancaman bagi pemulihan ekonomi," kata Ong.

Analis dari Barclays Capital mengatakan "kami pikir penutupan Terusan Suez sangat kecil kemungkinannya saat ini."
(A026/B012/A038)

Editor: Aditia Maruli Radja
COPYRIGHT © ANTARA 2011