Pada nomor lompat jangkit putra, Sapwaturrahman meraih medali emas dengan lompatan 15,48 meter, tetapi belum memecahkan rekor yang dicetak Sugeng Jatmiko pada PON 1996 dengan jarak sejauh 15,91 meter.
"Kalau dari niat untuk pribadi sendiri, saya greget banget sama rekor PON," kata Sapwa di Mimika Sport Complex, Mimika, Papua, Kamis.
Namun, Sapwa sebenarnya masih memegang rekor nasional yang dicetaknya pada 2019 dengan lompatan sejauh 16,21 meter.
"Sebenarnya karena rekor nasional saya yang pegang, jadi saya ingin melengkapi semuanya, ada rekor nasional, ada rekor PON," harap dia.
Oleh karena itu, atlet kelahiran 13 Mei 1993 itu ingin menjuarai dan sekaligus memecahkan rekor PON nomor lompat jangkit pada gelaran tahun ini.
"Tapi apa yang mau dikata, saya pascacedera juga. Yang saya lakukan sudah terbaik dan ini sudah di tahap pencapaian saya. Saya tidak bisa melakukan yang lebih jauh lagi," ujar dia.
Baca juga: Triyaningsih sambut baik pembangunan pusat pelatihan atletik di Papua
Soal cedera yang sempat dialaminya, Sapwa mengungkapkan cederanya terletak pada bagian lutut kanan dan kirinya, tetapi saat ini kondisinya sudah membaik.
"Cedera lebih tepatnya di lutut kiri-kanan, meniskus, patela, lengkaplah," kata peraih medali emas nomor lompat jauh untuk Indonesia dalam SEA Games 2019 itu.
Bahkan, Sapwa menjelaskan cedera yang dialaminya tidak memerlukan operasi, sebagaimana solusi yang diberikan dokter tim nasional.
"Dokter di timnas, Alhamdulillah ngasih solusi tidak dioperasi. Jadi, saya ada rehabilitasi sama pelatih saya sampai saat ini sehingga hasilnya semakin membaik," kata dia.
Selain lompat jangkit, Sapwa juga meraih medali emas nomor lompat jauh PON Papua dengan mencatatkan lompatan sejauh 7,58 meter.
Lomba atletik PON Papua berlangsung mulai 5 hingga 14 Oktober 2021 di GOR Mimika Sport Complex dan Kompleks Freeport Kuala Kencana.
Ada 23 nomor putra dan putri yang dilombakan guna memperebutkan 46 medali emas, 46 medali perak, dan 46 medali perunggu.
Baca juga: Sapwaturrahman bersyukur penuhi target dua medali emas
Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2021