Kairo (ANTARA News) - Duta Besar RI untuk Mesir A.M. Fachir mengatakan evakuasi warga negara Indonesia (WNI) kloter kedua akan segera dilakukan menyusul kloter pertama para Selasa mengangkut 399 orang.

"Pendataan evakuasi kloter kedua sedang dilakukan di beberapa posko di Mesir, namun jam pemberangkatannya masih dipersiapkan," kata Dubes Fachir kepada wartawan ANTARA di Kairo Munawar Makyanie , Rabu.

Kepala Fungsi Penerangan, Sosial dan Kebudayaan KBRI Kairo, Iwan Iwan Wijaya Mulyatno mengatakan pada kloter kedua ini diprioritaskan untuk para mahasiswa mahasiswi.

Pada evakuasi kloter pertama diprioritaskan wanita hamil, anak-anak, warga terlantar seperti tenaga kerja wanita bermasalah, dan orang tua lanjut usia.

Jumlah mahasiswi di Mesir terdapat 784 dari sekitar 4.00 mahasiswa yang kuliah di berbagai universitas di Mesir, sebagian besar di Universitas Al Azhar.

Dubes mengungkapkan dalam evaluasi evakuasi WNI kloter pertama terdapat beberapa kendala yang harus diselesaikan.

Kendala tersebut menyangkut prosedur dan teknis pemberangkatan.

Prosedur pemberangkatan antara lain persiapan paspor bagi WNI atau balita yang tidak memiliki paspor.

Dalam kloter pertama terdapat 70 balita yang harus dibuatkan paspor dalam waktu singkat dan itu sangat memakan waktu terutama dalam proses leminating, kata Dubes.

Kendala lainnya adalah pengangkutan ke Bandara Kairo yang harus dilakukan sebelum pukul 15.00 waktu setempat untuk menghindari jam malam.

Pemberlakuan jam malam mulai pukul 15.00 hingga 8.00 waktu setempat akibat aksi unjuk rasa hebat di negera Piramida itu.

Dalam pengangkutan ke Bandara itu, KBRI memobilisasi semua kendaraan kantor dan mobil-mobil pribadi staf KBRI.

Mobilisasi kendaraan KBRI itu dilakukan karena semua bus wisata masih dilarang beroperasi di seantero Mesir.

Sementara itu, WNI yang berada di beberapa provinsi di Mesir kesulitan memasuki ibu kota Kairo akibat jalan-jalan masih diblokir pihak keamanan.

Selain di Kairo, sejumlah mahasiswa Indonesia juga kuliah di cabang Al-Azhar di beberapa provinsi, antara lain di Tanta, Iskandariyah, Mansurah, dan Zakazik.

KBRI telah memastikan bahwa WNI di luar kota Kairo itu dalam kondisi aman dan tidak terkena dampak unjuk rasa.

"Kami melakukan kontak intensif dengan semua WNI baik di kota Kairo maupun di luar ibu kota," kata Iwan Wijaya.

KBRI menyediakan tiga posko untuk tempat evakuasi WNI, yaitu di gedung KBRI di Distrik Garden City, Konsulat RI di Distrik Madinat Nasser, dan Pusat Kebudayaan Indonesia (PUSKIN) di Distrik Dokki.

Selain itu, KBRI juga memanfaatkan belasan sekretariat organisasi kemahasiswaan di Mesir.(*)

(T.M043/R009)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2011