Manajer tim anggar Aceh, Husaini, mengatakan bahwa perolehan medali emas itu menjadi yang pertama kalinya sejak PON Sumatera Selatan tahun 2004.
"Kita sudah lama sekali sebenarnya menguasai jenis senjata floret dari zaman senior-senior mereka dahulu. Sudah lama atlet kita itu sudah tidak ada lagi karena terkena tsunami dahulu. Jadi kita butuh waktu panjang untuk membina mereka kembali meraih prestasi hari ini," kata Husaini saat ditemui di Gedung Serbaguna Gereja St Yoseph, Merauke, Jumat.
Dalam partai final tim floret beregu putra, Aceh menang atas Riau dengan skor akhir 45-39. Aceh diperkuat oleh Erwan Tona, Zaidil Al Muqaddim, dan Yudi Anggara Putra. Sedangkan Riau diperkuat Muhammad Fuad, Muhammad Fatah Prasetyo, Muhammad Anggi Normansyah.
Husaini mengatakan bahwa Aceh sejak awal menargetkan mendapatkan satu medali emas dalam cabang olahraga anggar PON XX Papua. Dia pun mengaku bahagia setelah target tersebut dapat terpenuhi.
"Kita memang dari awal itu sudah menargetkan untuk mendapatkan satu medali emas. Kemarin kita di perorangan juga di final tapi belum rezeki," ujar Husaini.
Husaini menambahkan bahwa perolehan medali emas anggar PON XX Papua itu dipersembahkan untuk masyarakat Aceh yang telah memberikan dukungan penuh untuk meraih prestasi.
"Ini emas menjadi penantian yang lama di senjata floret dan ini menjadi hadiah untuk masyarakat Aceh," tutur Husaini menambahkan.
Baca juga: Aceh targetkan satu medali emas cabor anggar di PON XX Papua
Baca juga: Tim anggar Papua masih optimistis dapatkan medali emas
Baca juga: Sumatera Selatan kembali dulang medali emas dari anggar
Pewarta: Yogi Rachman
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2021