New York (ANTARA News) - Bentrokan antara pendukung Presiden Mesir Hosni Mubarak dan lawan-lawannya mengguncang pasar saham Amerika Serikat pada Rabu waktu setempat, karena para pedagang khawatir tentang meningkatnya ketidakstabilan di wilayah tersebut, demikian AFP melaporkan.

"Mereka yang optimis tentang Mesir dan risiko penularan harus memikirkan kembali posisi mereka," kata David Kotok dari Cumberland Advisors. "Kami melihat tanda-tanda penularan di Yordania, Yaman dan negara-negara lain."

Indeks saham blue-chip Dow naik sangat sedikit, naik 0,02 persen (1,81 poin) menjadi 12.041,97 pada menutupan, setelahpada Selasa berakhir di atas 12.000 poin untuk pertama kalinya sejak Juni 2008.

Namun indeks S&P 500 yang lebih luas jatuh 0,27 persen (3,56 poin) ke 1.304,03 dan indeks teknologi Nasdaq turun 0,04 persen (1,03 poin) menjadi 2.750,16.

Televisi menggambarkan dan melaporkan tentang bentrokan berdarah di ibukota Mesir menyebabkan para pedagang untuk meninjau ulang reaksi awal mereka meredam kerusuhan di Timur Tengah.

"Kami memperkirakan lebih banyak kekerasan," kata Kotok, "kami tidak tahu bagaimana hal ini akan berubah. Kami tidak memiliki perkiraan akhirnya menyebar.. Kami tidak tahu bagaimana kerusakan banyak ekonomi yang akan disaksikan di pasar global dan baru dimulai dengan pemulihan ekonomi global."

Mesir tempat Terusan Suez yang vital dan strategis di pusat Timur Tengah yang kaya minyak.

Gejolak di Mesir dibayangi data positif yang dirilis Rabu pagi yang menunjukkan perusahaan swasta di Amerika Serikat menambah 187.000 pekerjaan pada Januari, mulai tahun ini dengan kenaikan di industri-industri besar.

Sementara itu saham maskapai penerbangan babak belur di tengah putaran terakhir cuaca buruk di Amerika Serikat, yang telah mengakibatkan ribuan penerbangan dibatalkan.

Delta Air Lines jatuh 3,7 persen dan American Airlines jatuh 2,1 persen.

Ford, yang memiliki pabrik di daerah sangat terpengaruh, memperlihatkan harga sahamnya turun tiga persen, dibantu oleh analis yang menurunkan perkiraan laba produsen mobil itu.

Pasar obligasi turun, dengan yield Treasuries 10-tahun naik menjadi 3,49 persen dari 3,44 persen pada Selasa, sementara obligasi 30-tahun naik menjadi 4,64 persen dari 4,61 persen.

Harga dan imbal hasil obligasi bergerak berlawanan arah. (A026/K004)

Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2011