"Tuhan sadarkan saya, minimal saya sadar, sehat sampai finis, itu saja," ujar Odekta di Kompleks Kuala Kencana, Mimika, Papua, Sabtu.
Atlet yang mewakili DKI Jakarta tersebut mengaku sempat trauma di awal-awal lomba lantaran ia pernah mengalami "heat stroke" saat mengikuti final marathon di ajang SEA Games 2019.
Serangan "heat stroke" -- kondisi di mana tubuh mengalami peningkatan suhu secara drastis -- membuat Odekta saat itu gagal melanjutkan pertandingan.
Baca juga: Odekta Elvina dulang emas ketiga PON Papua lewat nomor marathon putri
Bayang-bayang kegagalan di Filipina itu ternyata terus menghantui Odekta hingga PON XX Papua. Sepanjang pertandingan, peraih perunggu nomor 10.000 meter putri SEA Games 2019 itu terus berupaya dan berdoa agar tetap sadar dan mampu mempertahankan kecepatan larinya.
"Jadi benar-benar stabil dari awal, berusaha, ayo sadar-sadar. Jadi sadarnya itu supaya enggak nge-blank tiba-tiba, turun tiba-tiba naik, biar stabil kakinya. Jadi menguasai diri untuk sadar, Tuhan sadarkan saya," ucap Odekta.
Perempuan kelahiran 5 November 1991 itu mengaku telah kehabisan tenaga lantaran sebelumnya telah turun di dua nomor, yakni 5.000 meter putri dan 10.000 putri.
Namun, tekad yang kuat untuk menuntaskan perjuangannya hingga akhir, membuat atlet kelahiran Desa Soban, Kabupaten Dairi, Sumatera Utara itu berhasil menjadi yang pertama mencapai garis finis dengan catatan waktu 2 jam 48 menit dan 46 detik.
Baca juga: Odekta disiplin makan dan tidur jelang turun di marathon PON Papua
Bahkan, Odekta mampu mempertajam catatan waktu pribadinya. Waktu terbaik Odekta sebelumnya adalah 2 jam 55 menit dan 31 detik yang dia torehkan pada PON XIX Jawa Barat 2016.
Odekta berhasil membawa pulang tiga medali emas dari ajang PON XX Papua.
"Medali emas ini saya persembahkan untuk Tuhan, untuk keluarga, untuk tim, untuk seluruh masyarakat DKI Jakarta, dan untuk semua yang mendoakan," ungkap Odekta.
Baca juga: Kontrol emosi dan kuasai diri jadi kunci Odekta raih emas 10.000 meter
Baca juga: Odekta Elvina tak terbendung raih emas 5.000 meter putri
Pewarta: Fathur Rochman
Editor: Rr. Cornea Khairany
Copyright © ANTARA 2021