Pandeglang (ANTARA News) - Sekertaris Kecamatan Cikeusik Kabupaten Pandeglang, Najmudin, Minggu mengungkapkan. tiga anggota Jamaah Ahmadiyahmeninggal saat warga menyerbu rumah seorang warga Ahmadiyah di Desa Umbulan.

"Kami menerima laporan sementara yang meninggal tiga orang dan empat kritis dari kelompok Ahmadiyah," katanya merujuk bentrok Cikeusik, Minggu sekitar pukul 10.30 WIB itu.

Najmudin mengatakan, penyerbuan terhadap Jamaah Ahmadiyah terjadi karena masyarakat sekitar Kecamatan Cikeusik kesal imbauan tidak untuk menyebarkan ajaran Ahmadyah tidak digubris orang-orang Ahmadiyah.

Sebelumnya, Ahmadiyah sudah diingatkan oleh Musyawarah Pimpinan Kecamatan (Muspika) dan para alim ulama setempat agar menghentikan aktivitasnya.

Bahkan, Badan Koordinasi Pengawas Aliran Kepercayaan Masyarakat (Bakor Pakem) pimpinan Kejaksaan Negeri Pandeglang melarang aktifitas keagamaan yang dinilai sesat itu.

Apalagi, Kecamatan Cikeusik Kabupaten Pandeglang adalah daerah santri.

Belakangan warga Ahmadiyah kembali melakukan kegiatan seperti salat Jumat berjamaah sendiri.

"Saya kira dari awal itulah peristiwa penyerbuan yang dilakukan massa dengan jumlah sekitar 3.500 orang," katanya.

Warga Ahmadiyah yang meninggal dan luka kritis dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah Pandeglang.

"Para korban kebanyakan warga Bogor, Jawa Barat," katanya.

Kapolres Pandeglang Ajun Komisaris Besar Alex Fauziu Rasyad membenarkan peristiwa penyerbuan markas Ahmadiyah di Kecamatan Cikeusik yang dilakukan massa hingga menimbulkan korban jiwa.

"Saya sudah menerjunkan aparat untuk mengamankan situasi di lokasi kejadian," katanya.

Mengenai korban jiwa dan insiden itu, Kapolres mengaku belum mendapat laporan secara resmi.

"Kalau korban meninggal dunia kita belum tahu, tapi kalau yang mengalami luka berat memang ada empat orang, dan satu diantaranya kondisinya memang koma. Korban dibawa ke rumah sakit oleh anggota," ujarnya.(*)

KR-MSR/B013

Editor: Jafar M Sidik
COPYRIGHT © ANTARA 2011