Jambi (ANTARA News) - Kapal niaga atau kapal angkutan barang hingga kini masih aman berlayar di pantai timur, kendati terjadi gelombang besar di perairan Pulau Karimun dan Batam Kepulauan Riau.

Ketua Asosiasi Pelayaran Indonesia/INSA Jambi, Edy Best di Jambi, Minggu mengatakan, gelombang besar yang terjadi di perairan Pulau Karimun dan Batam di atas 2,5 meter itu tidak mempengaruhi arus kapal barang dari dan menuju Jambi yang mengangkut komoditi ekspor.

"Kapal barang dengan rata rata berbobot 900 GT itu memang melintasi perairan tersebut menuju dan dari Singapura ke Jambi, namun masih bisa dihindari," katanya.

Ia menyebutkan, kapal yang melintasi perairan tersebut dapat menghindari gelombang besar dengan berlayar lebih jauh dari Kepulauan Riau dan Batam yang menambah waktu tempuh sekitar dua jam.

Dari dan menuju Singapura oleh kapal barang dalam kondisi laut tenang memakan waktu tempuh 2 x 24 jam atau dua hari dua malam, namun pada musim hujan yang menimbulkan gelombang besar di perairan Pulau Karimun dan Batam, waktu tenpuh bertambah dua jam.

Kapal barang atau kontainer dari Jambi menuju Singapura mengangkut berbagai komoditi perkebunan Provinsi Jambi, seperti karet, pinang kopra dan lainnya.

Rute lain dilalui kapal barang dari Jambi yakni tujuan antar pulau ke Jakarta atau Tanjung Priok dan sebaliknya mengangkut berbagai barang kebutuhan, seperti pupuk, semen, tepung, garam dan lainnnya.

Kapal barang Jambi-Jakarta dan sebaliknya sama sekali juga tidak terpengaruh oleh gelombang besar yang akhir-akhir ini terjadi di selat Sunda.

Kapal dari dan menuju Jakarta itu menempuh laut lepas dengan waktu tempuh tiga hingga empat hari dan tidak melewati selat Sunda, sehingga gelombang besar itu sama sekali tidak mempengaruhi pelayaran.

"Kendati gelombang besar di dua daerah yang dilalui kapal niaga itu tidak mempengaruhi arus pelayaran kapal barang dari dan menuju Jambi, namun nahkoda tetap diingatkan waspada dan tetap mengacu pada laporan BMKG dalam berlayar," kata Edy Best.(*)

(T.M037/A026)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2011