Washington (ANTARA News) - Tokoh oposisi utama Mesir Mohamed ElBaradei mengkritik pesan Washington yang membingungkan menyangkut krisis yang bergolak di negara Arab berpenduduk terbanyak itu, dan mengecam pembicaraan politik "suram" di Mesir sehari lalu.

Pemerintahan Presiden AS Barack Obama tiba-tiba menarik ludahnya sendiri setelah utusan AS untuk Mesir berbicara dengan menyarankan Presiden Hosni Mubarak harus tetap memerintah untuk mengatur peralihan.

Obama dan Menteri Luar Negeri AS Hilarry Clinton tidak dengan tegas meminta Mubarak segera mengundurkan diri tetapi berkali-kali menekankan bahwa Amerika Serikat ingin peralihan tertib mulai dari sekarang.

"Pernyataan Frank Wisner (seorang diplomat veteran yang bertemu dengan Mubarak atas permintaan Obama awal pekan ini) telah menciptakan banyak kebingungan dan banyak kekecewaan  di Mesir," kata ElBaradei kepada CNN seperti dikutip AFP.

Penerima Nobel Perdamaian dan mantan kepala badan energi atom PBB menguraikan dengan lebih berwarna dalam wawancara lain. "Itu bagai petir di siang bolong," katanya kepada "Meet the Press," yang ditayangkan stasiun NBC.

Para pejabat AS mengubah intonasi kalimatnya mengenai krisis di Mesir setelah Wakil Presiden Joe Biden menyebut Mubarak bukan "diktator" dan Clinton menggambarkan pemerintahannya sebagai "stabil."

Secara bertahap Washington mengubah posisinya, menyerukan sebuah "masa peralihan terbit" menjadi "demokrasi yang sesungguhnya," dan begitu protes berubah menjadi banjir darah, Obama mendesak sekutu lama AS itu untuk memulai transisi Mesir "sekarang."

Namun, Senator John Kerry, Ketua Komisi Hubungan Luar Negeri Senat yang berpengaruh, mendatangi kementerian pertahanan Obama dengan menegaskan bahwa AS harus jernih.

"Presiden sudah jelas, menteri luar negeri juga telah jelas bahwa presiden meninginkan perubahan, dia menginginkannya segera, dia ingin itu menjadi bermakna dan dia menginginkannya itu berlangsung tertib," kata Kerry kepada NBC.

Kerry mengakui bahwa Wisner, mantan duta besar AS ke Mesir, mungkin telah mengatakan sesuatu yang idak semestinya.

"Saya pikir komentar Tuan Wisner tidak mencerminkan pendirian pemerintah AS sejak hari pertama, dan itu bukan pesan yang pemerintah minta kepadanya untuk disampaikan atau mesti disampaikannya."

Menteri Perdagangan Mesir Rachid Mohamed Rachid mengecam apa yang dia gambarkan sebagai "campur tangan" AS terang-terangan.

"Saya pikir itu adalah positif bagi seluruh dunia untuk mendukung Mesir membuat transisi demokrasi, tapi saya pikir itu bukan hak dari Presiden Obama atau pemerintah Amerika atau pemerintah lain untuk mendikte Mesir apa yang harus dilakukannya," katanya kepada CNN.

ElBaradei kembali ke Mesir tak lama setelah protes anti-Mubarak merebak dan telah bergabung dengan demonstrasi untuk menuntut pemecatan presiden.

Dia telah memposisikan dirinya sebagai juru bicara oposisi tetapi tidak diundang untuk mengikuti pembicaraan antara kelompok pemerintah dan oposisi.

Dia menyebutkan negosiasi juga dihadiri Ikhwanul Muslim yang resmi dilarang pemerintah, kekurangan kredibilitasnya karena dikendalikan Mubarak dan pihak militer.

"Proses ini buram. Tidak ada yang tahu siapa yang berbicara kepada siapa pada tahap ini," katanya kepada NBC, menunjuk besarnya rasa kurang percaya antara demonstran dan pemerintah.

"Jika Anda benar-benar ingin membangun kepercayaan, maka Anda perlu melibatkan seluruh rakyat Mesir.(*) ENY

Penerjemah:
Editor: Jafar M Sidik
COPYRIGHT © ANTARA 2011