"Kami telah melakukan koordinasi dengan sejumlah pihak seperti Gubernur Papua, Pengurus Besar PON, dan Komite Olahraga Nasional Indonesia," kata Ketua Panitia Seremoni Penutupan PON XX Papua M. Umar Reliubun dalam keterangan tertulis PB PON yang dipantau Antara di Jayapura, Selasa.
Umar mengatakan upacara penutupan pesta multi-cabang olahraga nasional itu akan berbeda dengan upacara pembukaan karena ada pembatasan jumlah penari yaitu 200 orang.
Baca juga: Atlet-pelatih sambut baik kebijakan prokes jelang penutupan
Namun, upacara yang akan digelar pada pukul 19.00 WIT itu, lanjut Umar, tetap akan dimeriahkan sejumlah selebritas lokal dan nasional dan pesta kembang api sebagaimana terdapat pada upacara pembukaan.
Kapasitas kursi penonton pada upacara penutupan juga tetap sama sebagaimana pembukaan yaitu dibatasi 25 persen.
"Itu sudah termasuk atlet, ofisial, dan tenaga pendukung lain. Semua itu demi mengurangi risiko penularan virus corona," kata Umar.
Penonton dan tamu VIP yang akan mengikuti upacara penutupan akan menggunakan undangan sebagai syarat masuk dan bukan lagi menggunakan kartu identitas PON ataupun gelang. Undangan bagi tamu VIP akan mempunyai hologram khusus yang diverifikasi oleh pasukan pengamanan presiden.
"Syarat KTP, surat vaksin, dan undangan bagi masyarakat yang ingin menonton upacara penutupan secara langsung. Untuk VIP, kami akan berkoordinasi dengan paspampres untuk teknisnya," katanya.
Umar meminta masyarakat yang tidak berkesempatan menonton langsung upacara penutupan di stadion dapat menyaksikannya di saluran-saluran yang menyiarkan pesta penutupan itu baik di kanal Internet ataupun di stasiun televisi nasional.
Baca juga: Pesan damai untuk Papua lewat tari penutupan panjat tebing PON XX
Pewarta: Imam Santoso
Editor: Teguh Handoko
Copyright © ANTARA 2021