Ambon (ANTARA) - Dinas Pemuda dan Olahraga Maluku optimis para atletnya dari sejumlah cabang olahraga bisa menambah pundi-pundi medali emas, perak, dan perunggu bagi daerah ini di ajang PON XX Papua.

"Posisi tanggal 11 Oktober 2021 kemarin Maluku masih berada di peringkat 20 perolehan medali dan posisi ini didasarkan perolehan empat medali emas dari dayung dan atletik, dua medali perak, dan tiga medali perunggu," kata kadis pemuda dan olahraga Sandy Wattimena di Ambon, Selasa.

Menurut dia, masih ada peluang mendulang emas di cabang karate, kempo, dan juga atletik, sebab selain Alfin Tehupiory yang mengalami cidera juga masih ada atlet lainnya dari cabang olahraga tersebut dan mudah-mudahan bisa menyumbangkan medali.

Baca juga: Maluku loloskan dua petinju di partai final PON Papua

Target dari KONI Maluku yang telah ditetapkan pada PON kali ini adalah delapan emas, hanya saja dilihat dari perkembangan di lapangan ternyata itu terjadi di luar perkiraan.

Seharusnya sampai hari kemarin minimal Maluku sudah bisa meraih enam medali emas dimana unggulannya dari cabang atletik 100 meter dan 200 meter puteri dimana Alfin Tehupiory sebagai pemegang record di kelas ini namun mengalami cidera saat pertandingan.

"Sehingga dia hanya bisa meraih medali emas di kelas 400 meter gawang puteri, sementara yang 100 dan 200 meter putri itu tidak berhasil akibat cidera dan hanya menduduki peringkat empat," ucapnya.

Baca juga: Maluku berharap tambah dua emas dari dayung PON Papua

Sekarang yang masih tersisa adalah catur, tinju dimana satu putra dan satu putri yang masuk final, kemudian cabang olahraga kempo dan karate sehingga diharapkan bisa menjadi peluang penambahan medali bagi Maluku.

Saat ini untuk cabang olahraga kempo sudah memasuki semifinal, sedangkan karate baru di babak penyisihan.

"Harapan utama meraih medali emas di cabang olah raga kempo karena ada satu atlet kita yang di PON sebelumnya juga berhasil meraih medali emas," katanya.

Baca juga: Maluku sabet dua medali emas sekaligus dari dayung PON Papua

Pewarta: Daniel Leonard
Editor: Teguh Handoko
COPYRIGHT © ANTARA 2021