Sukses ini merupakan emas ketiga yang diraih "raja" lari jarak jauh itu di PON kali ini, usai sebelumnya sukses mengemas emas di nomor 5.000 meter putra dan marathon putra.
Bertanding di GOR Mimika Sport Complex, Mimika, Papua, Agus berhasil mencapai finis dengan waktu tercepat yaitu 31 menit 06,35 detik.
Atlet Sulawesi Tengah Noveldi Petingko merebut medali perak dengan waktu 31 menit 46,39 detik, sementara perunggu disabet atlet Kalimantan Barat Irmansyah dengan waktu 31 menit 46,40 detik.
Meski meraih emas, Agus gagal memecahkan rekor PON nomor 10.000 meter putra atas namanya sendiri dengan catatan waktu 30 menit 11,01 detik yang dicetak di PON XVIII Riau 2012.
Agus tampil perkasa sejak awal lomba. Sejak jarak 2.000 meter pertama, pria 36 tahun itu langsung memimpin lomba dan mulai menjauhi lawan-lawannya.
Memasuki 5.000 meter, Noveldi dan Irmansyah mulai meninggalkan kelompok besar untuk mengejar Agus yang telah mengoverlap pelari terakhir.
Persaingan antar Noveldi dan Irmansyah berlangsung sengit. Hingga menjelang akhir lomba, Noveldi masih berada di urutan ketiga membayangi Irmansyah.
Namun, di detik-detik akhir menjelang finish, pelari bernomor dada 281 itu berhasil mendahului Irmansyah dan mengunci posisi dua. Selisih waktu antara keduanya hanya 0,01 detik. Adapun Agus tak terkejar di peringkat pertama, unggul 40 detik dari Noveldi.
Ditemui usai pertandingan, Agus mengaku penampilannya kurang maksimal, sebab target untuk memecahkan rekor PON miliknya gagal terwujud.
Dia mengatakan faktor cuaca di area stadion yang memiliki kelembaban tinggi menjadi salah satu faktor yang membuat dirinya tidak bisa tampil optimal.
"Memang cuaca tidak bisa dibohongi, makin drop pace-nya. Saya lihat di belakang juga jauh jadi saya pertahankan untuk medali emas saja," ujar Agus.
Baca juga: Jadwal atletik PON Papua: Agus Prayogo bersiap dulang emas ketiga
Baca juga: Ajang lari jarak jauh menjamur, Agus Prayogo tak khawatir regenerasi
Baca juga: Agus Prayogo rajai marathon putra PON Papua dengan sabet medali emas
Pewarta: Fathur Rochman
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2021