Yogyakarta (ANTARA News) - Kota Yogyakarta akan mewujudkan komitmen sebagai Kota Layak Anak setelah menjadi percontohan dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, dan langkah utama yang akan diambil adalah dengan menekan angka kekerasan pada anak.

"Kasus kekerasan yang menimpa anak-anak masih dijumpai, khususnya di sekolah. Kami akan melakukan evaluasi terhadap kondisi ini," kata Wali Kota Yogyakarta Herry Zudianto usai membuka sosialisasi Kota Layak Anak di Yogyakarta, Kamis.

Menurut dia, kasus kekerasan pada anak tersebut serupa dengan fenomena gunung es dan untuk menanganinya dibutuhkan kerja sama antara sekolah dan juga orang tua.

Banyaknya kasus kekerasan kepada anak tersebut, kata Herry juga dapat disebabkan karena tayangan televisi yang kurang mendidik dengan jam tayang yang tidak kenal waktu.

Pendidikan budi pekerti yang juga mengajarkan tentang nilai-nilai dapat disisipkan melalui pelajaran agama di sekolah, dan Herry menyatakan, hal tersebut dapat menjadi jalan untuk menekan kasus kekerasan pada anak.

"Seharusnya, pelajaran agama juga melakukan penilaian pada karakter anak. Anak yang cerdas tetapi memiliki karakter yang buruk akan lebih berbahaya dibanding anak bodoh dengan karakter buruk. Kecerdasan itu bisa disalahgunakan," lanjutnya.

Selain melalui pendidikan tentang nilai-nilai di sekolah, untuk menekan angka kekerasan anak juga dapat dilakukan dengan memperbanyak arena bermain sehingga anak bisa mengekspresikan diri dan bersosialisasi.

"Namun, keterbatasan ruang di Yogyakarta juga menjadi kendala. Tetapi, pemerintah tetap berupaya untuk melakukan pembelian tanah-tanah di kelurahan sebagai ruang terbuka," katanya.

Berdasarkan data, jumlah anak di Indonesia adalah satu per tiga dari total jumlah penduduk secara nasional.(E013/K004)

Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2011