Unggulan kedua Pramudia Kusumawardana/Muhammad Shohibul Fikri berhasil mengatasi unggulan pertama DKI Jakarta Adnan Maulana/Ghifari Ananda hanya dalam dua gim langsung 21-12, 21-10.
Ada pun medali perunggu ganda putra PON Papua menjadi milik bersama pasangan DKI Amri Syahnawi/Yeremia Erich Yoche dan pasangan Jateng Calvin Kristanto/Moh Reza Pahlevi Isfahani.
Raihan ini sekaligus mengakhiri puasa gelar Jabar yang dalam empat edisi terakhir PON selalu gagal menyabet emas pada nomor tersebut. Di PON 2016 yang digelar di rumah sendiri, Jabar hanya membawa pulang perunggu melalui Berry Anggriawan/Hardianto dan Fajar Alfian/Ricky Karanda Suwardi.
Di PON Papua, Jabar sebelumnya juga merebut emas pada nomor tunggal putra melalui Panji Ahmad Maulana dan tunggal putri Saifi Riska Nurhidayah.
Sementara itu bagi DKI, kekalahan ini menjadi catatan terburuk mereka sepanjang keikutsertaan mereka dalam ajang PON karena baru kali ini gagal membawa pulang satu pun medali emas.
Tim ibu kota itu padahal menjadi provinsi yang langganan meraih emas setidaknya dalam empat edisi terakhir PON.
DKI bahkan merebut gelar juara umum bulu tangkis multicabang nasional empat tahunan tersebut, yakni di PON 2004 (5 emas), 2008 (3 emas), dan 2016 (4 emas).
DKI Jakarta hanya kehilangan gelar juara umum pada PON 2012 di Riau dan hanya finis di urutan ketiga dengan raihan dua emas, satu perak, dan empat perunggu.
Baca juga: Jabar kawinkan gelar bulu tangkis perorangan PON Papua
Baca juga: Saifi Riska sumbang emas Jabar di tunggal putri bulu tangkis PON Papua
Baca juga: Dominasi bulu tangkis DKI Jakarta di PON runtuh di Papua
Pewarta: Shofi Ayudiana
Editor: Dadan Ramdani
Copyright © ANTARA 2021